Selasa, April 05, 2005

Tausiah hari ini

KOTOPO

KOTOPO adalah singkatan dari Kritis Optimal, Tobat Optimal, dan Produktif Optimal. Hal ini seperti terjadi pada pertempuran Hudaibiyah, saat itu kaum muslimin berazam mengunjungi Rumah Allah swt dengan penuh kerinduan.
Ditengah perjalanan, kafilah Rasulullah SAW dihadang oleh kaum kafir musyrik. Kemudian, Rasulullah saw membuat perjanjian dengan mereka.
Dengan demikian, batallah niat ziarah ke Ka'bah, tindakan Rasulullah saw ini menimbulkan protes dan kekecewaan di kalangan para sahabat.
Salah satu yang protes keras adalah Umar bin Khatab ra, beliau menemui Rasulullah saw, '' Ya Rasulullah, bukankah kita berada di pihak yang benar sedangkan musuh kita berada di pihak yang salah?'' Rasulullah saw menjawab, ''Betul Umar.''
Kata Umar, ''Mengapa engkau biarkan mereka seenaknya menghina dan meremehkan agama kita?'' Rasulullah SAW menjawab, ''Sesungguhnya aku adalah Rasulullah.” Aku tidak berani durhaka kepada Allah. Dan Dialah penolongku.''
Kemudian Umar protes lagi, ''Tetapi, bukankah engkau telah mengatakan kepada kami bahwa kita akan mengunjungi Kakbah untuk thawaf?''
Lalu Rasulullah SAW bersabda, ''Betul, tapi perlu aku katakan kepadamu bahwa hal itu akan kita tunaikan tahun depan saja.
Umar protes lagi, ''Tidak.'' Rasulullah saw kembali bersabda, ''Percayalah, kita akan mengunjungi Baitullah dan berthawaf di sana.''
Merasa tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Umar menemui Abu Bakar. Namun ketika bertanya kepada Abu Bakar, Umar mendapatkan jawaban sama sebagaimana jawaban Rasulullah. (HR. Bukhari Muslim).
Setelah peristiwa itu, Umar merasa berdosa besar walaupun Rasulullah SAW telah memaafkannya. Yang menarik Teman-temanku, untuk menghapus dosanya itu, Umar kemudian banyak beramal saleh.
Umar pernah curhat sendiri kepada Abu Ishak, ''Setelah peristiwa itu, aku berpuasa, bersedekah, shalat, membebaskan budak, dan berbuat kebajikan apa saja yang dapat aku lakukan.''
Teman-temanku, peristiwa tadi memberi pelajaran berharga bahwa sekecil apa pun dosa yang dilakukan para sahabat terdahulu selalu disusul dengan penyesalan, taubat dan amal produktif.
Padahal bisa jadi, apa yang dilakukan Umar bukanlah perbuatan dosa dan kemaksiatan, namun indikator kegeniusan untuk menyelesaikan permasalahan karena merasa direndahkan oleh orang kafir yang menghambat perjalanannya.
Pertanyaannya adalah apakah kita punya keberanian untuk mengoptimalkan kegeniusan sehingga punya kekritisan dan kemudian bertobat, sebab takut melakukan kesalahan?.
Jangan-jangan, “kita sudah tidak kritis, tidak bertobat dan tidak melakukan amal produktif.
Teman-temanku , siapa berani hidup KOTOPO (Kritis Optimal, Tobat Optimal, dan Produktif Optimal)? Berani hadapi tantangan !!! Bagaimana pendapat anda? (Hwk)

1 komentar:

mufid mengatakan...

trims tausyiyah nya...