Kamis, Juni 29, 2006

Putih dan Hitam

Kasihan orang yang tidak tahu bahwa putih itu bertingkat
Kasihan orang yang tidak tahu bahwa hitam itu bertingkat

Kasihan orang yang tidak tahu bahwa selain putih, masih ada hitam
Kasihan orang yang tidak tahu bahwa selain hitam, masih ada putih

Padahal putih itu bertingkat, dari putih yang abu- abu hingga yang paling suci
Padahal hitam itu bertingkat, dari hitam yang abu- abu hingga yang paling pekat

Mungkin ada yang memilih putih, karena sedari lahir dia tahunya dunia hanya putih
Mungkin ada yang memilih hitam, karena sedari lahir dia tahunya dunia hanya hitam

Padahal diantara putih, jika dilihat seksama, ada noktah hitam di dalamnya
Padahal diantara hitam, jika dilihat seksama, ada noktah putih di dalamnya

Hanya karena mayoritas, bukan berarti yang minoritas akan dilupakan
Hanya karena minoritas, bukan berarti yang mayoritas akan melupakan

Mungkin di putih, ada hitam yang merasa aman , dia tidak ingin keluar, padahal bisa
Mungkin di hitam, ada putih yang merasa jera, dia sangat ingin keluar, tapi tidak bisa

Sebegitu mudahkah menilai putih ?
Sebegitu mudahkah menuduh hitam ?

Beruntunglah yang memilih putih karena tahu bahwa ada yang hitam sebelumnya
Bahagialah yang sudah paham bahwa putih pun masih bertingkat- tingkat

Bisakah putih berubah menjadi hitam ?
Dapatkah hitam berbalik menjadi putih ?

Bisa ! Semua masih bisa Saudaraku……

Manusia sangatlah rumit…
Manusia bukanlah sekedar hitam atau putih,
kita punya keduanya
Karena Dialah yang menciptakan kita untuk memimpin keduanya dan memilihnya

Hanya Allahlah yang berkuasa membolak- balik hati
Saudaraku….

Semoga yang dikaruniai Allah tahu putih dan hitam
Dia juga dikaruniai Allah kekuatan untuk merubahnya
Dan bukan hanya diam saja
Pasrah dan menangisi apa yang ada…
Kasihan orang ini, lebih baik dia tidak tahu apa- apa
Daripada tahu banyak tapi cuma diam saja, takut !
Bukan manusia itu namanya….

Tiada kemuliaan tanpa kekuatan !

Jumat, Juni 16, 2006

Bernostagia Sesaat....

Finaly…alhamdulillah..bisa istirahat total hari ini. The freedom of Sunday. Kepenatan di kampus, di bimbel, atau di DPRa untuk saat ini aku tinggalkan sejenak. Terima kasih ya 4JJI, aku masih diberikan kesempatan untuk bisa istirahat dan flash back ke belakang.
Sebenarnya ingin sekali aku banyak melakukan minggu-minggu lalu, tetapi malah tidak terkejar semuanya. Novel ku “From Dago to Madinah” sudah ku tinggal hampir sebulan, Padahal target 2007 terbit harus aku capai. Tulisan mengenai Duka Jogja dan Bantul belum juga ku tulis, padahal ingin sekali ku bercerita tentang duka jogja ketika aku kesana. Masih banyak lagi yang tidak jadi ku lakukan dalam minggu-minggu lalu.

Tapi hari ini aku tidak mau memikirkan BEM Fasilkom yang sedang sibuk dengan Oprek dan Rakernya, Ataupun bimbel yang sedang sibuk dengan super intensifnya, ataupun Acara bulan sabit kembar, Bakti Sosial di RW ku. Sekarang aku hanya ingin memikirkan atau ingin bernostgia kebelakang.

Nostagia Mamah
Semalam aku baru benar-benar menyadari betapa aku butuh belayan mamah di tengah kesibukan ku selama ini, aku masih ingat ketika mamah tidak akan mau tidur selama aku belum pulang, aku masih ingat ketika mamah membawa makanan yang banyak setiap berkunjung ke kosan ku di bandung, aku masih ingat ketika mamah buru-buru datang ke kampus hanya untuk ngasih name-tag ku yang tertinggal waktu mabim.Mah…yudi kangen sama mamah, mamah lagi ngapain sekarang?

Aku merasa tidak menangkap cinta mamah ketika masih hidup, aku malah tersibukkan dengan acara-acara kampus, aku tersibukkan dengan kehidupan ku sendiri di kampus, padahal pada waktu itu mamah butuh aku ketika sakit. Ku teringat di hari terakhir, Jam 5 Pagi aku mendatangi kamarnya dan mengipasi nya, lalu mencoba membantunya duduk. Ketika duduk, aku kaget setengah mati, perlak tempat mamah sudah basah terkena darah, Ya 4JJI ada apa ini ??? aku masih ingat ketika itu mamah bilang sudah ada yang menunggunya didepan, tetapi kau tidak mengerti maksudnya. Selama pagi itu, mamah sudah tidak bisa berjalan lagi dan akhirnya harus di bersihkan di tempat tidurnya. Karena aku masih ada ujian, aku pamit untuk pergi ke kampus. Ketika sampai ke kampus, aku ditelpon oleh orang rumah untuk segera pulang, karena mamah sudah kritis. Namun….Aku begitu BODOH…aku begitu MENYESAL…aku memilih untuk ikut ujian dulu. Waktu menuju pulang ke rumah aku tidak menyadari apa-apa. Tetapi Halilintar menyambar ku ketika sampai di rumah, Sebuah kurung batang ada di depan rumah ku, puluhan bangku sudah ada di depan rumah, pada waktu itu aku sudah berfikir yang macam-macam…dan ketika masuk rumah…mamah sudah terbujur kaku di kelilingi orang-orang. MAMAH…..Kenapa aku begitu egois untuk terus ujian, aku sangat menyesal tidak berada di dekat mamah pada waktu itu. Mamah…Maafin yudi yach…Anak mu yang durhaka ini tidak berada di sisi mu ketika engkau dipanggil 4JJI. Waktu itu aku sudah tidak bisa berbicara lagi, hanya bisa meratapi jasad Mamah yang sudah ditinggal oleh Mamah.

Aku masih ingat semua kejadian 40 hari lalu, dan sekarang aku lapar dan haus akan cinta Mamah….sekarang sudah tidak ada yang menunggui ku setiap pulang, karena Bapak sudah tidur karena capek bekerja, sudah tidak ada yang biasa bangunin subuh ku lagi, sudah tidak ada yang menyiapkan susu pagi buat ku lagi. Dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meluapkan rasa tangis ini.
Mungkin 4JJI memberikan pelajaran kepadaku untuk bisa lebih mandiri lagi, untuk bisa berjuang sendiri sama seperti kehidupanku di bandung lalu. Satu yang aku dapatkan Ibroh dari Wafatnya Mamah…Aku harus tidak hanya memikirkan kampus saja, aku harus memikirkan keluargaku juga, aku tidak boleh menzholimi Bapak dan adik-adik ku lagi, aku harus cinta sama keluargaku, yang selama ini aku tinggalkan karena kesibukkan di kampus. Terima kasih ya 4JJI atas peringatan MU ini..Dan ya 4JJI tolong jaga Mamah ku yach! Tempatkan beliau dalam barisan Nabi Muhammad SAW, Dan semoga aku bisa bertemunya lagi di akhir kelak ya 4JJI.

Selamat Istirahat Mamah…
Aku kan berusaha untuk bisa menjadi anak yang Sholeh.

Nostagia Yaya
Ketika mengingat wafatnya Mamah…aku langsung mengingat Sahabat ku Lia. Aku teringat lagi akan perangainya yang begitu santun dan bersemangat. Aku teringat akan jasadnya ketika baru sampai di rumahnya, ketika aku melihat kondisi wajahnya yang penuh dengan tanda-tanda bertabrakan dengan batu-batu kali. Ingat sekali ketika pertama kali bertemu dengan dia ketika masih Maba, masih belum kenal, tetapi ketika kami di “satukan” dalam bidang Kastrat, aku baru mengenal siapa dia sebenanya, dia menjadi andalan ku untuk bisa mengembangkan Kastrat di Fasilkom. Aku menjadi teringat kembali, ketika aku membawa barang-barang dia yang tersimpan di dalam loker, Aku memegang erat buku-bukunya, aku merasa sedang memegang peninggalan seorang Mujahidah, karena aku memang menganggap dia syahid. Pasca Lia, Kastrat menjadi lesuh, Rissa sudah sulit untuk ikut rapat karena dia menjadi satu-satunya wanita dalam kastrat. Akupun menjadi teringat ketika dia meminjam buku sospol ku untuk tugasnya, itu tepat 1 minggu sebelum kejadian, dan paginya sebelum Lia berangkat ke sukabumi, dia mengembalikan bukunya.

Dan sekarang, aku tetap merasakan semangatnya dalam BEM sekarang ini. Dan aku berjanji untuk meneruskan perjuangannya, akan meneruskan usahanya, untuk merubah Fasilkom menjadi melek akan sospol.

Ya 4JJI, tolong jaga Lia ya 4JJI ! Tempatkanlah dia bersama mujahidah-mujahidah yang telah mendahuluinya ya 4JJI. Selamat Istirahat Siti Fatihatul Aliyah !!! My Best friend…

Sabtu, Juni 10, 2006

JANGAN KECEWA....

Teringat sekali 10 bulan lalu aku berikrar, ".....Dengan Nama 4JJI Aku berikrar tidak akan berharap kepada semua manusia, dan berusaha untuk tidak pernah kecewa, walaupun kondisi memaksakan hal itu...

Dan saat ini aku kembali di tantang, untuk tidak kecewa. Sebuah perjuangan yang cukup susah bagi ku, karena disatu sisi merasa di tanggapi oleh beberapa orang, di satu sisi lain aku sudah mendapat pengalaman pahit selama 2 tahun tentang trust kepada teman, dan sekarang aku di uji lagi.

Ya 4JJI, tolong ya 4JJI...Jauhkan kekecewaan ini, aku tidak mau bersahabat lagi kalimat itu.Cukup sudah kekecewaan tahun lalu. Aku hanya berharap kepada MU ya 4JJI ! Walaupun ada orang tidak amanah dengan amanah yang aku berikan, walaupun ada orang yang selalu mengobrak-abrik amanah yang sedang aku bawa, walaupun aku di tinggalkan begitu saja ...Aku ber'DOA semoga aku ikhlas...semoga aku tidak merasa kecewa dengan keadaan tersebut...

Sebenarnya ingin sekali ku tumpahkan rasa *** ini, tapi karena di fasilkom banyak ular-ular yang mungkin sedang baca blog ini,lebih baik ku simpan saja dalam blog ku yang lain, its secret.

======================================

Kenapa yach.....
Ketika aku tidak datang muktamar SALAM, Aku mendapat surat peringatan, surat kekecewaan dari seseorang...
Tetapi ketika ada Laporan Pertanggung Jawaban BEM UI dan Laporan pertanggung Jawaban Senat Fasilkom, tidak ada kata wajib dan Dia sendiri tidak datang....

Ketika serah terima Amanah FUKI, semua orang di wajibkan datang...
Namun kenapa ketika serah terima Jabatan BEM FASILKOM, Gak ada YANG DATANG...

Ketika kita berteriak-teriak tentang JIHAD & SYAHID serta kekaguman dengan bangsa Palestina..
Namun ketika di minta menjadi Relawan Jogja,perkataan yang keluar adalah :
Afwan akh, ane masih ada kuliah..
Afwan akh, ane ada UAS...
Afwan akh, ANE GAK BISA...

TANYA KENAPA ????
*ingin sekali aku tersenyum melihat kondisi ini semua*
=============================================

Kamis, Juni 08, 2006

Do'a untuk Khemal < Cepat Sadar ya Khemal>

Ternyata aku salah medapatkan info...sahabat ku masih tergeletak di rumah sakit di Banyumas. Maaf yach Mal, aku kira kamu sudah sembuh..

Tadi pagi ketika aku menelpon ke Q-bho, ternyata Khemal belum pulang ke jakarta, dia masih di rawat di Banyumas, sementara itu Dayat, Q-bho, Satria sudah kembali ke jakarta, walau masih menahan-nahan sakit. Ketika Q-bho bicara, Bicaranya masih tertitah-titah, karena bagian dagunya dan mulutnya masih harus dirawat lagi. Sementara Dayat dan Satria sudah bisa berjalan. Tetapi adik kelas ku, si Khemal, sahabat ku yang kalau ketemu pasti ledek-ledekan holaqohnya, setiap ketemu nanyain kabar sekolah, setiap kali ketemu nanyain kabar Bos, yang setiap ketemu selalu kehangatan yang dibawanya sekarang ini masih dalam keadaan tidak sadar di rumah sakit.. Khemal, seandainya aku bisa kesana, aku pasti akan datang menengok mu.Khemal... di dalam dunia tidak sadar mu, kami semua teman-teman mu selalu mendo'akan dirimu, agar mendapatkan CINTA NYA, semoga engkau masih diberikan kesempatan untuk bisa berlomba-lomba lagi dengan kita mencari keping-keping CINTA NYA...

Khemal...Gue udah bilang ke Bos, dan dia sekeluarga mendo'akan loe Mal, dan kita semua dapat tugas dalam tahajud-tahajud kita untuk mendo'akan.

Ya 4JJI..yang maha adil, yang maha segala hak, Aku memohon kepada MU, tolong lah Sahabatku ya 4JJI, berikanlah kesempatan kepada dia untuk bisa bersama-sama berjuang lagi untuk menegakkan agama MU ya 4JJI.. Berikanlah dia kesempatan untuk bisa berbakti kepada kedua orang tuanya, berikanlah dia kesempatan lagi untuk bisa mengumpulkan dan mencari Ridho MU ya 4JJI. Ya 4JJI, aku berharap Khemal jangan bergabung dulu dengan YAYA dan ALPHIN, adik-adik ku yang lain, berikanlah dia kesempatan lagi...

TOLONG YA 4JJI !!!!

cepat sembuh ya KEMAL !!!!

Rabu, Juni 07, 2006

Amanah...Amanah..Amanah...Aminah???

"...Janganlah engkau melihat berat ringannya sebuah amanah yang engkau bawa, tapi betapapun amanah mu itu, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya...Dan itu akan menghisab mu..."

Inna ilaihi wa inna ilaihi rojiun...
aku memohon ampun sebanyak-banyak kepada MU ya 4JJI setiap detik selama satu periode ke depan, aku harus mempertanggungjawabkan amanah ku di tempat ini. Aku takut, sebanyak detik itu pula, aku akan menzholimi amanah ku ini...

Mengapa semua orang mengucapkan "selamat menjalankan amanah yach...sukses yach senatnya..bla..bla...", aku berfikir memang mudah sekali mengucapkan itu, tetapi bagi diri ku, sebuah pengujian bagi diri ku.

Aku tidak mau di jebloskan oleh sekelompok orang, tetapi orang yang menjebloskan ku itu tidak mau ikut bertanggung jawab ketika aku sudah terjeblos. Aku mungkin tidak bisa memaksa mereka, tetapi aku ingin mengetuk idealisme mereka yang katanya jundi, yang katanya saudara se akidah...Aku menunggu idealisme mu...Tapi aku gak akan mengharapkan itu semua, karena aku sudah berpengalaman dengan yang namanya "harapan" dan itu akan berakhir menyedihkan ketika aku harus berharap kepada manusia.

Teringat aku perkataan mantan ketua senat MIPA beberapa tahun lalu, dia mangalami lebih jauh buruk di bandingkan dengan ku. Dia memang di majukan oleh kelompok itu, tetapi dia di tinggalkan begitu saja, mulai dari kampanye, bikin-bikin poster, pamflet, spanduk, dll semuanya dia kerjakan sendiri, sampai-sampai sempat di vonis oleh dokter terkena penyakit. ketika mendengar ucapannya, aku langsung terpukul, aku yang sudah dibantu oleh beberapa orang, masih saja mengeluh. Aku bayangkan, MIPA yang konstituennya sangat banyak dibandingkan fasilkom, bisa dia lakukan sendiri. dari situ lah aku berAzam, untuk tidak akan menggantungkan harapan kepada orang lain. Karena yang aku ingnkan dalam amanah ini adalah hanya RIDHO NYA saja, bukan mendapatkan kemenangan dalam kampanye, bukan popularitas.

Tetapi saat ini,kenapa pemikiran itu muncul kembali ??? Apakah sudah benih-benih penyakit hati itu kembali lagi ??? Inna ilaihi rojiun....

Senin, Juni 05, 2006

To my Friends in Banyumas

Saat ini ku berdo'a kepada MU ya 4JJI.... Tolong selamatkan lah saudara-saudaraku yang sedang terbaring di rumah sakit Banyumas. Mereka adalah pejuang-pejuang yang rela mengorbankan jiwanya untuk kemanusiaan...

Untuk Kemal Semoga engkau diberikan waktu lagi untuk bisa beramal di dunia ini...Cepat Sadar dan Sembuh yach !!!

Untuk Dayat, Qibho dan satria semoga diberikan kesabaran oleh 4JJI SWT.. Ambillah Ibroh dari peristiwa ini.

Syafakillah ya Akhi !!!!

PERJALANAN ke JOGJA & BANTUL

LAPORAN PERJALANAN TIM RELAWAN FASILKOM ke JOGJA & BANTUL

Maha kuasa 4JJI yang berhak menghancurkan dan mematikan milik-NYA. Iulah kalimat pertama yang saya ucapkan ketika saya mendengar dan melihat gempa joga & Jateng. Kita adalah manusia biasa yang hanya bisa berusaha tetapi tuhanlah berkehendak, siapa yang tahu hanya dengan getaran selama 57 detik, hampir 6500 jiwa meregang nyawa atau meninggal. Dengan perasaan sama-sama sakit sebagai saudara, maka beberapa orang dari fasilkom berangkat ke jogja untuk misi kemanusiaan dan pencarian data-data yang akan dibutuhkan oleh UI AID. Tim kemanusiaan itu adalah : Ibu Kasiah (Dosen), Ibu Junus (Orang tua dari Mika 2004), Tante Leni (Kerabat dari Leni 2005), Yudi Ariawan (Mahasiswa 2003, perwakilan Mahasiswa), dan Heri (Fisip 2003,perwakilan BEM UI). Kami berangkat menggunakan kendaraan mobil kijang milik keluarga Mika, yang di kendarai oleh seorang sopir (maaf..saya lupa namanya).

Kami memulai perjalanan ini dari rumah mika sekitar jam 4 pagi hari selasa, tanggal 30.kemudian kami melalui jalur pantai utara dan melewati beberapa kota, kamipun sempat singgah di pasar bumiayu untuk membeli bahan-bahan makanan yang akan kita masak di dapur umum dan kita distribusikan ke posko-posko pengungsian. Selama perjalanan itu kamu selalu mengadakan contact dengan mas Ari dan Pak Erwin dari pihak Rektorat. Dalam perjalanan kami medapatkan informasi, terjadi gempa lagi di padang dan papua, waktu itu kami menjadi panik, karena suami dari Tante Leni berada di Papua, namun kami mendapatkan kabar gembira dari papua, Om Leni tidak apa-apa.Akirnya kamipun sampai di daerah Jogja sekitar jam ½ 5 sore, dan kami langsung menuju ke rumah keluarga Ibu kasiah yang berada di daerah pakem, arah sleman, dekat Monjali (Monumen Jogja Kembali), dan sampai sekitar jam 6 sore. Disana tim terpisah, Ibu Mika & Tante Leni pergi ke kota untuk melihat anaknya yang ‘nge-kos’.

Setelah istirahat, kamipun memulai misi kami, Ibu Kasiah membawa bahan-bahan makanan ke dapur umum dan membeli barang-barang yang akan di distribusikan besok pagi, sementara itu Saya dan Heri melakukan survey ke rumah sakit Sardjito, bersama 2 orang teman keponakan Ibu Kasiah yaitu Mas Didik, dan Mas Fani. Di rumah sakit kami yang berseragam Jaket Kuning, di bantu oleh 2 orang mahasiswi relawan ,yaitu Mba Ana dan Mba Lala (Mahasiswi angkatan 1999 FKG UGM) dan kepala humas R.S Sarjito , Ibu Susan. Waktu kami sampai di depan RS, kami kira tidak ada pengungsi disini, ternyata setelah dibawa ke gedung parkir belakang rumah sakit, Ribuan pengungsi di rawat di halaman parkir yang berlantai 4. sebuah kesedihan yang kami lihat, dengan kondisi seadanya, dengan peralatan seadanya, dengan keterbatasan dimana-mana, para pasien korban gempa dirawat. Ada sekitar 2500an pasien korban gempa yang di rawat disini, sementara Rumah Sakit hanya bisa menampung 750 pasien, oleh sebab itu kenapa ditaruh di lapangan parkir RS. Sebagian lagi pasien di tempatkan di gedung politeknik yang belum jadi, namun disini lebih manusiaswi tetapi cukup crowded. Hal-hal yang kami temukan selama di RS Sarjito adalah : Hampir 98% pasien berasal dari Bantul, Sebagian besar pasien mengalami patah tulang akibat gempa, sebuah keluarga (6 orang) dirawat semuanya akibat tertimpa puing-puing rumah, anak-anak kecil yang harus berkepala di perban dan tangan di gips, serta tidak adanya pembedaan ruang untuk semua pasien akibat gempa. Setelah kami bertanya kepada kepala hukum & humas, ternyata sampai selasa siang tadi sebenarnya pasien-pasien masih ‘berserakan’ di luar lapangan parkir, dan baru sekarang ini dapat dimasukkan ke dalam RS. Sebuah kenyataan pahit, hampir 3 hari pasien ditelantarkan di pinggir-pinggir tenda darurat di depan RS, padahal setiap malam hujan selalu turun. Waktu itu sebenarnya kami ditawari utnuk membantu menjadi relawan di RS Sarjito, tetapi karena waktu misi kami hanya 2 hari, maka kami lebih memilih meneruskan misi kita ke Bantul. Setelah berkeliling dan melakukan wawancara dengan pasien, kamipun balik ke tempat penginapan. Pada awalnya kami ingin melakukan perjalanan ke Bantul bertemu dengan Posko BEM UGM, tetapi karena waktu sudah larut dan kondisi Bantul yang masih gelap gulita, kami menunda besok siangnya.

Setelah istirahat cukup, kami melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Posko UI dengan koordinator nya Visna (Mapala UI, Mahasiswa Geografi 2001) dan Posko UGM dengan Koordinator Agung (Ketua BEM UGM). Setelah membagi-bagi rencana kegiatan dan membeli peralatan-peralatan yang akan di distribusikan, kami pun menjalankan misi berikutnya. Ibu kasiah bersama Ibu Mika dan Tante Leni akan mendistribusikan makanan yang ada di dapur umum ke tiga deah bencana yaitu Imogiri, Puyungan, dan Plered. Sementara itu, saya bersama Heri dibantu 2 teman Ibu Kasiah yaitu Mas Didik dan Mas Dono, kami akan masuk Bantul untuk memberikan bantuan ke Posko UI. Kami membawa Obat-obatan, Pakian Bayi, Alat penerangan, Minyak, Bensin, dan peralatan menulis yang akan diberikan di Posko UI. Posko UI sendiri berada di Desa Bekang, Purwodadi, Kecamatan Bambang Lipuro, Bantul, sebuah daerah yang cukup terpencil di daerah Bantul.Selama perjalanan menuju Posko UI, kami merekam dan melihat di kanan-kiri jalan di Bantul, banyak sekali rumah-rumah yang tidak roboh melainkan rata dengan tanah, tetapi belum terjadi keanehan dalam perjalanan ini. Ketika sampai di Posko UI, kami bertemu dokter-dokter dati FK, teman-teman dari FIK,FKM dan Mapala UI. Setelah menge-drop barang-barang dan melakukan wawancara dengan beberapa orang, kami menuju Posko BEM UGM. Tetapi sebelumnya kami harus ke Posko UNICEF dulu untuk membantu teman-teman di Posko UI untuk membawa obat-obatan dari FK. Ketika sampai di posko UNICEF, sebuah suasana yang berbeda yang kami temukan, Posko tersebut sedang membagi-bagikan barang-barang kepada 1600an pengungsi di daerah tersebut di Desa Seloharjo, yang berbeda adalah Posko tersebut bisa dikatakan posko ‘mewah’, karena tenda-tenda pengungsian yang berstandar internasional, dan bahan makanan yang menumpuk, dan fasilitas IT juga ada disana.Inilah bedanya Posko Lokal dengan Posko Luar Negeri. Di posko UNICEF kami sempat melakukan wawancara dengan koordinator saat itu yaitu Mas Pepeng.

Setelah menyelesaikan tugas di Posko UNICEF, kami melanjutkan ke Posko BEM UGM di Lapangan Bola Citro Jayan, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul. Selama perjalanan dari Posko UNICEF ke Posko UGM, kami melihat pemandangan yang berbeda sekali, di setiap kanan-kiri jalan banyak posko-posko mandiri yang dibuat oleh warga sekitar, di setiap jalan itupula, mulai dari anak kecil sampai nenek melakukan aksi ‘minta-minta’ ke pengemudi kendaraan yang lewat. Astagfirulloh al’azim dalam pikiran saya. Kenapa ini bisa terjadi ??? Dimana batuan untuk mereka ??? padahal tadi kami sempat melewati Balai Desa Seloharjo, disana bahan-bahan logistik menumpuk banyak. Dan ini apa pula ??? Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa distribusi bantuan logistik tidak merata bahkan tidak sampai ke tangan yang membutuhkan.

Karena waktu semakin sore dan tidak ada barang-barang yang kami bawa, kami terus melanjutkan perjalanan (Mohon maaf saudaraku....). Ketika dalam perjalanan yang cukup lama juga , kami sempat berkunjung ke desa wisata di daerah Seloharjo, disana hanya 1 rumah saja yang masih tegar berdiri, info yang kami dapatkan adalah sebelum gempa, desa wisata itu akan kedatangan tamu/penyewa dari salah satu SD swasta dari jakarta, untuk tiga hari, jumat-sabtu-minggu. Tetapi mereka memutuskan tidak jadi, karena melihat kondisi merapi yang sedang awas. Alhamdulillah mereka tidak datang kesini, kalau saja mereka jadi menginap disini, entah berapa jiwa lagi bertambah di hari sabtu itu. Kamipun meneruskan perjalanan ke Jetis dan kembali lagi kenyataan pahit terjadi, disebalah kanan-kiri jalan, terhampat para pengungsi yang meminta-minta. Ketika kami sampai di Posko UGM, kami langsung melakukan wawancara dengan Agung, dan mecari infromasi yang bisa kita dapatkan. Info-info yang kami dapatkan adalah : Masih banyak daerah-daerah yang berlum tercover oleh bantuan, Sulitnya birokrasi bantuan dari SatKorLak, Banyaknya proses penjarahan oleh warga terhadap truk-truk pengangkut barang-barang sumbangan, serta lepasnya para tahanan di LP Bantul akibat robohnya dinding penjara. Fakta-fakta terbaru yang kami dapatkan disini, sebuah kenyataan pahit tentang koordinasi dengan pihak pemerintah yang berbelit-belit, hal yang sama terjadi ketika di Aceh. Info lainnya adalah semua bantuan terpusat di Bupati Bantul dan SatKorLak, sementara itu jika ingin mengambil bantuan harus mendapatkan surat dari kepada dusun, dan menunjukan KTP atau bukti-bukti lainnya, sebuah birokrasi yang tidak manusia ditengah kepanikan pengungsi dalam membutuhkan makanan. Sementara itu kami mendapatkan kabar dari Ibu Kasiah kalau di daerah Plered masih ada jenazah-jenazah yang belum di angkat dari puing-puing bangunan.

Setelah cukup lama di Posko UGM dan mendapatkan informasi berduka, yaitu nenek / mbah dari Mas Didik meninggal, akhirnya kami memutuskan kembali ke rumah penginapan. Setelah sampai dirumah, kami melakukan proses koordinasi dan istirahat sebentar sambil menunggu Mama Mika yang dari Kidul, dan sekitar Jam 4 Pagi hari Kamis, tanggal 1 Juni kami pun kembali lagi ke jakarta dan sampai sekitar jam 5 sore dengan selamat.
Demikianlah perjalanan kami selama di Joga dan Bantul. Semua data yang kami dapatkan telah digunakan oleh BEM UI dan UI AID untuk memberangkatkan tim berikutnya. Sementara itu Dana yang terkumpul yang kami bawa ke Jogja sekitar hampir 10 juta, 8 juta di antara kita sampaikan melalui LSM kerabat Ibu Kasiah yang nanti akan memberikan laporan berkala kepada kami. Terakhir Kami ingin menngucapkan terima kasih kepada 4JJI SWT yang dengan ridho-NYA memberikan kami banyak pembelajaran selama perjalan kami dan memberikan keselamatan kepada kami. Ibu Kasiah sebegai inisiator perjalanan kami dan memberikan tempat teduh sementara untuk kami selama disana.Ibu Mika yang telah dengan ikhlas mengantarkan kami ke Jogja dan menggunakan mobilnya serta membiayai perjalanan kami. Tante Leni yang menghibur kami dan membuat kami tertawa selama dalam perjalanan. Pak Sopir yang berjuang hebat mengantarkan kami dari Jakarta-Jogja-Bantul-Jakarta. Keluarga Ibu Kasiah, yang menerima kami sebagai keluarganya selama disana. Mas Didik, Mas Dono, Mas Fani sebagai Tour Guide kami selama disana. Mba Lala, Mba Ana, Ibu Susan yang rela mengantarkan kami ‘muter-muter’ RS Sarjito. Visna (Mapala UI) & Agung (Ketua BEM UGM) yang membantu kami mendapatkan informasi selama disana. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu perjalanan kami ini dan tak lupa juga para penyumbang dana dan sumbangan yang insya 4JJI telah kami sampaikan kepada yang berhak menerimanya. Namun untuk Posko di Fasilkom sendiri kami tetap membuka posko untuk menerima batuan dari teman-teman semua..

Hidup Mahasiswa !!!
Hidup Rakyat Indonesia !!!

Jumat, Juni 02, 2006

The Greatest

The greatest sin is fear

The greatest recreation is work

The greatest calamity, hopelessness

The greatest bravery is patience

The greatest teacher is experience

The greatest secret is death

The greatest honor is faith

The greatest profit is good child

The greatest present is influence

The greatest capital is self-reliance


----

Dosa terbesar adalah ketakutan

Rekreasi terbaik adalah bekerja

Kesulitan terberat adalah keputusasaaan

Keberanian terhebat adalah kesabaran

Guru terbaik adalah pengalaman

Rahasia yang paling berarti adalah kematian

Kehormatan terbesar adalah kepercayaan

Keuntungan terbaik adalah anak yang sholeh

Pemberian yang terbaik adalah partisipasi

Modal terbesar adalah rasa percaya diri


Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra [35-40H/656-661]

Khulafaur Rasyidin -The leader of Moslem

Rabu, Mei 24, 2006

KISAH SYIFA kecil

Ini cerita tentang syifa, seorang gadis kecil yang ceria berusia Lima tahun. Pada suatu sore, Syifa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Syifa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Syifa sangat ingin memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli.
Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya. "Ibu, bolehkah Syifa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Syifa. Dibaliknya tertera harga Rp 15,000.
Dilihatnya mata Syifa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten... "Oke ... Syifa, kamu boleh memiliki Kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu,Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?" Syifa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih..., Ibu" Syifa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur.Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, ayah Syifa membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya "Syifa..., Syifa sayang Enggak sama Ayah ?" "Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Syifa sayang Ayah !"
"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu..."Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga "Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Syifa sebelum keluar dari kamar Syifa. Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Syifa..., Syifa sayang nggak sih, sama Ayah?"

"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Syifa sayang sekali pada Ayah?"."Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Syifa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke kamarnya, Syifa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Syifa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya..."Ada apa Syifa,
kenapa Syifa ?"

Tanpa berucap sepatah pun, Syifa membuka tangan-nya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya " Kalau Ayah mau...ambillah kalung Syifa" Ayah
tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Syifa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan
sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Syifa..."Syifa... ini untuk Syifa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya,
tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"


Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Syifa.


Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Syifa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila
harus kehilangan. Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Jumat, Mei 12, 2006

Derita Sakarotul Maut Karena Ibu

Di zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqomah, ia sangat rajin beribadat. Suatu hari ia tiba-tiba jatuh sakit yang sangat kuat, maka isterinya menyuruh orang memanggil Rasulullah dan

mengatakan suaminya sakit kuat dan dalam masa sakaratul maut.
Apabila berita ini sampai kepada Rasulullah, maka Rasulullah menyuruh Bilal r.a, Ali r.a, Salamam r.a dan Ammar r.a supaya pergi melihat keadaan Alqomah. Apabila mereka sampai ke rumah Alqomah, mereka terus mendapatkan Alqomah sambil membantunya membacakan kalimah La-ilaa-ha-illallah, tetapi lidah Alqomah tidak dapat menyebutnya.


Ketika para sahabat mendapati bahawa Alqomah pasti akan mati, maka mereka menyuruh Bilal r.a supaya memberitahu Rasulullah tentang keadaan Alqomah. Apabila Bilal sampai dirumah Rasulullah, maka bilal menceritakan segala hal yang berlaku kepada Alqomah. Lalu Rasulullah bertanya kepada Bilal; "Wahai Bilal apakah ayah Alqomah masih hidup?" jawab Bilal r.a, " Tidak, ayahnya sudah meninggal, tetapi ibunya masih hidup dan sangat tua usianya". Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal;
"Pergilah kamu kepada ibunya dan sampaikan salamku, dan katakan kepadanya kalau dia dapat berjalan, suruh dia datang berjumpaku, kalau dia tidak dapat berjalan katakan aku akan kerumahnya".

Maka apabila Bilal sampai kerumah ibu Alqomah, lalu ia berkata seperti yang Rasulullah kata kepadanya, maka berkata ibu Alqomah; " Aku lebih patut pergi berjumpa Rasulullah". Lalu ibu Alqomah mengangkat tongkat dan terus berjalan menuju ke rumah Rasulullah. Maka bertanya Nabi s.a.w. kepada ibu Alqomah; "Terangkan kepada ku perkara yang sebenar tentang Alqomah, jika kamu berdusta nescaya akan turun wahyu kepadaku". Berkata Nabi lagi; "Bagaimana keadaan Alqomah?", jawab ibunya; "Ia sangat rajin beribadat, ia sembahyang, berpuasa dan sangat suka bersedekah sebanyak-banyaknya sehingga tidak diketahui banyaknya".

Bertanya Rasulullah; "Bagaimana hubungan kamu dengan dia?", jawab ibunya; " Aku murka kepadanya", lalu Rasulullah bertanya;

"Mengapa", jawab ibunya; "Kerana ia patut mengutamakan aku dari isterinya, dan menurut kata-kata isterinya sehingga ia menentangku".

Maka berkata Rasulullah; "Murka kamu itulah yang telah mengunci lidahnya dari mengucap La iilaa ha illallah", kemudian Nabi s.a.w menyuruh Bilal mencari kayu api untuk membakar Alqomah. Apabila ibu Alqomah mendengar perintah Rasulullah lalu ia bertanya; "Wahai Rasulullah, kamu hendak membakar putera ku didepan mataku?, bagaimana hatiku dapat menerimanya". Kemudian berkata Nabi s.a.w; "Wahai ibu Alqomah, siksa Allah itu lebih berat dan kekal, oleh itu jika kamu mahu Allah mengampunkan dosa anakmu itu, maka hendaklah kamu mengampuninya", demi Allah yang jiwaku ditangannya, tidak akan guna sembahyangnya, sedekahnya, selagi kamu murka kepadanya". Maka berkata ibu Alqomah sambil mengangkat kedua tangannya; "Ya Rasulullah, aku persaksikan kepada Allah dilangit dan kau Ya Rasulullah dan mereka-mereka yang hadir disini bahawa aku redha pada anakku Alqomah".

Maka Rasulullah mengarahkan Bilal pergi melihat Alqomah sambil berkata; "Pergilah kamu wahai Bilal, lihat sama ada Alqomah dapat mengucapkan La iilaa ha illallah atau tidak". Berkata Rasulullah lagi kepada Bilal ; "Aku khuatir kalau kalau ibu Alqomah mengucapkan itu semata-mata kerana pada aku dan bukan dari hatinya". Maka apabila Bilal sampai di rumah Alqomah tiba-tiba terdengar suara Alqomah menyebut; "La iilaa ha illallah". Lalu Bilal masuk sambil berkata; "Wahai semua orang yang berada disini, ketahuilah sesungguhnya murka ibunya telah menghalang Alqomah dari dapat mengucapkan kalimah La iila ha illallah, kerana redha ibunyalah maka Alqomah dapat menyebut kalimah syahadat". Maka matilah Alqomah pada waktu sebaik saja dia mengucap.

Maka Rasulullah s.a.w pun sampai di rumah Alqomah sambil berkata; "Segeralah mandi dan kafankan", lalu disembahyangkan oleh Nabi s.a.w. dan sesudah dikuburkan maka berkata Nabi s.a.w. sambil berdiri dekat kubur; "Hai sahabat Muhajirin dan Anshar, barang siapa yang mengutamakan isterinya daripada ibunya maka ia adalah orang yang dilaknat oleh Allah s.w.t, dan tidak diterimanya daripadanya ibadat fardhu dan sunatnya.

Untuk yang masih punya BUNDA

Pernahkah kita duduk dan mendengarnya bercerita tentang kisahnya hari ini? Bagaimana repotnya membuat menu makanan hari ini, atau sibuknya mengurus adik kita yang balita, atau sedihnya karena mendapat jatah belanja yang dikurangi, atau kisah lainnya.

Tidak ada bahasa lain yang ia gunakan selain bahasa cinta. Meski ia tidak tahu bagaimana kisah cinta para pahlawan badar, atau pahlawan ahzab, namun ia tahu arti pengorbanan. Pernahkah kita tatap wajah bunda saat tidur? Guratan kelelahan tampak jelas di wajahnya, tapi tak sekali pun kita dapati bibirnya letih tuk tersenyum.

Hari demi hari ia lalui bersama kita dengan setumpuk harap. Meski mungkin raganya tidak bersama kita.

Kisah apa yang kita ceritakan padanya hari ini? Layakkah kita menceritakan kisah sedih, padahal segudang nikmat kita peroleh? Apakah artinya kesedihan, padahal kita mendapat nikmat yang banyak untuk diceritakan? Kenapa kita harus menceritakan tentang payahnya manajemen manusia, atau menurunnya kualitas dan kuantitas pahlawan, atau melempemnya daya juang….apapun itu bahasa kita? Padahal kita bisa bercerita banyak tentang hikmah keikhlasan atau buah kesabaran atau nikmat ilmu pengetahuan yang membuatnya yakin bahwa anaknya telah tumbuh dewasa.

"Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak…" (An nisa: 36)

"Katakanlah, 'Mari kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak…." (Al An'am : 151)

”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya…….." (Al Isro: 23)

"Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk berjihad maka beliau bertanya "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" orang itu menjawab "Ya". Beliau bersabda " Dalam berbakti kepada keduanyalah hendaknya kamu berjihad" (Bukhori dan Muslim)

Semoga kita tidak pernah lupa untuk selalu mengecup tangannya di awal hari dan meminta do'a sambil berkata "Bunda, ananda minta izin pergi berjihad". Tunggulah sebentar, jika ia mengangguk tanda setuju maka berangkatlah. Jika tidak maka diamlah di tempat, kecuali sangat mendesak. Jika mengangguk tapi kau dapati wajahnya tidak setuju dan kau tahu ia begitu mengharapkan engkau tinggal, maka diamlah di tempat kecuali sangat mendesak…. "Dan berbakti kepada keduanyalah hendaknya kamu berjihad"….

Apakah karena ia tak mengenal semboyan para pejuang, lantas kita tak membutuhkan nasehatnya untuk menciptakan atau meneruskan perjuangan? Apakah karena zaman ini adalah zaman informasi sehingga kita tak butuh kebijakan orang-orang zaman "retro"? Bukankan sejarah itu di putar, seperti berputarnya kehidupan ini? Apa salah kalau kita meminta sarannya tentang manajemen konsentrasi dalam kuliah atau memotivasi manusia untuk berbuat baik atau memperbaiki kinerja kita dan organisasi? Sederhana bukan, hanya sebentar mengisi jadwal harian kita diantara agenda-agenda super penting lainnya, bercengkrama dengannya di awal dan di akhir hari. Sadarlah, kita sedang membangun sebuah rumah mungil di surga bersamanya…insya Alloh.

Ada atau tidak adanya pahala berbakti, mencintai dan mentaatinya dalam kebajikan adalah haq. Wajib bagi kita dan hak baginya. Karena kita adalah hamba Alloh, bukan hamba pahala.

"Suatu ketika aku tidur, bermimpi sedang berada di surga. Lantas aku mendengar suara seseorang yang membaca Al-Qur'an. Aku pun bertanya, 'Siapakah ini?' Mereka menjawab, 'Ini Haritsah bin Nu'man. Lantas Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah, 'Begitulah berbakti itu, begitulah berbakti itu.' Haritsah adalah seorang yang sangat berbakti kepada ibunya.

Pernahkah kita mendengar munajatnya di malam hari? Memohon keselamatan dan ketegaran kita dalam menapaki jalan kebenaran. Air mata meng-amin-kan doanya. Jika di kala malam, kita tidak mendapati ia bersujud di sejadahnya, maukah kita membangunkannya dan dengan lembut berujar, "Bunda, rahmat Alloh turun di waktu malam". Karena ku yakin engkau selalu terjaga di saat rahmat itu hadir, sahabat.

Di usianya yang lanjut, ketika penyakit mulai berdatangan, ia tak mampu lagi berpikir berat. Berbagi beban dengan sang ayah, atau ia pendam sendiri karena sang ayah tiada. Mungkinkah kita sanggup membasuh laranya, sedangkan cerita kita selalu sama, kekalahan? Insya Alloh, kan kita ganti cerita kita menjadi cerita tentang kemenangan.

"Sungguh nista, sungguh nista, sungguh nista!" Ditanyakanlah, "Siapakah, Wahai Rasululloh?" Beliau bersabda, "Siapa yang menjumpai kedua orangtuanya dalam usia lanjut baik salah satu atau kedua-duanya, namun ia tidak masuk surga"


Di hari ketika harus pergi…
Selamat Jalan Mama......
Semoga kelak kita kan menikmati rumah mungil itu di surga…!

27 April 2006
==============================================================================
di ambil dari :
Dika Amelia Ifani

Senin, Mei 08, 2006

Lalai

Hari ini tepat 2 minggu aku menjadi anak piatu. Perlu waktu dua minggu bagiku untuk menyadari statusku yang baru ini…Bukan status yang membanggakan…bahkan kerap menimbulkan belas kasihan orang ketika melihatku. Anak piatu…berarti aku tidak beribu lagi, itu status baru yang harus kusandang. Status yang menyadarkanku…bahwa semua makhluk pasti akan mati, setiap makhluk akan kembali kepada Sang Pencipta. Teringat aku ketika prosesi pemakaman, Seseorang membacakan do’a untuk jenazah, tetapi kata-kata yang kutangkap justru suatu tohokan-tohokan yang menusuk dadaku.

“Amalan apa yang akan ditanya malaikat kubur?”

“Sholat adalah amal utama yang akan ditanya oleh malaikat penjaga kubur”

“Dan Insyaallah almarhum sudah mempunyai bekal cukup untuk di alam nanti”

“Almarhum juga mempunyai bekal amal yang tak terputus yaitu putra-putri yang sholeh dan sholehah”

……………………………………………………………………………………………

Itulah sebagian kecil dari kata-kata yang membuatku berpikir, apabila aku yang menjadi jenazah, apakah benar bahwa aku sudah benar-benar mempunyai amalan yang cukup untuk bekal di alam barzah dan akhirat?

Sedikit banyak ini mengingatkanku kembali pada kematian yang pasti akan terjadi pada semua yang hidup. Mengingatkanku kembali kepada amalan-amalanku yang terus terang saja masih sangat ‘cekak’. Segala ingatan-ingatanku itu membuatku tertunduk malu…bukan pada orang-orang disekitarku..bukan pula kepada sesama peziarah…tetapi malu kepada Allah.

Kata-kata selanjutnya membuatku semakin bertambah malu….

Apakah benar bahwa aku ini termasuk kategori putra/putri yang sholeh/sholehah? Apakah benar selama ini aku selalu mendoakan kedua orangtuaku?

Apakah benar selama ini aku sudah berbakti kepada keduanya?

Kenapa aku tidak bisa menjawab dengan penuh percaya diri, menjawab dengan kepala tertengadah dan bukannya tertunduk malu, menjawab “IYA”. Kenapa sulit sekali melakukannya????

Sungguh memalukan sekali, karena selama ini aku berkecimpung di aktivitas dakwah. Aku yang selama ini berusaha menyeru umat tentang kebenaran (eh..ga sehebat itu sih… tapi kalo ga salah itukan pengertian harfiah dari dakwah…), tapi aku lupa pada keluargaku, aku lupa mendoakan kedua orangtuaku, aku lupa berbakti pada kedua orangtuaku

Dan haruskah sebuah kematian yang menyadarkan kelalaianku? Tapi kalo ini sebuah jalan menuju kebaikan, aku terima. Semoga ini sebuah momentum untuk melakukan perubahan bagiku. Sesungguhnya tidak ada manusia yang terlepas dari salah dan lalai, bahkan rasulullah sekalipun.

Wahai saudaraku, apakah engkau adalah ‘AKU’?

Jika bukan, maka jadikan kisah ini sebuah kisah pengingat bagi kita semua.

Apabila engkau adalah ‘AKU’, maka marilah kita sama-sama berubah, sama-sama menuju diri kita yang lebih baik. Sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk berubah.

Selasa, April 18, 2006

Sebuah Cerita tentang MEMILIKI

Tentang Memiliki
‘Kita tidak akan merasa memiliki sebelum kehilangan’

Tentunya kata-kata di atas sudah tidak asing lagi bagi kita. Kata-kata tersebut merepresentasikan sifat manusia yang kurang bersyukur, selalu merasa kekurangan, melihat bahwa orang lain selalu mendapat ‘lebih’.

Wahai saudaraku, mari kita berhenti sejenak dan menengok kembali perjalanan kita. Apakah kita sudah bersyukur?

Apa yang kita miliki hingga patut disyukuri? Banyak tentunya.

Iman dan Islam. Jawaban standar aktivis dakwah.

Kita punya nyawa, itu patut disyukuri tentunya. Kita diberi kesehatan, kita punya orangtua, kita punya anggota badan lengkap, kita bisa bicara, mendengar dan melihat, kita punya uang, kita bisa kuliah, dan masih banyak lagi ‘bisa-bisa’ dan ‘punya-punya’ lainnya.

Tapi apakah kita sadar bahwa kita ‘bisa’ dan kita ‘punya’ ?

Wahai saudaraku, inilah kisahku…Tentang Memiliki….

Aku memiliki orangtua lengkap, bagiku itu biasa. Toh, anak-anak lain juga punya ayah-ibu.

Aku memiliki keluarga bahagia, ini juga biasa. Banyak oranglain yang memiliki keluarga baha
gia.
Aku memiliki anggota tubuh lengkap, aku bisa bicara, aku bisa mendengar dan melihat, aku bisa berjalan atau berlari. Tapi menurutku itu bukan hal yang istimewa.

Aku memiliki teman, aku memiliki sahabat, aku memiliki saudara. Ini juga bukan hal yang istimewa kan?

Aku bisa berpikir, aku bisa sekolah dan kuliah. Aku bisa makan 3 kali sehari. Menurutku ini juga tidak termasuk kemewahan. Walaupun aku sadar bahwa masih banyak orang-orang di luar sana yang tidak mampu sekolah, bahkan tidak mampu makan tiga kali sehari.

Semua yang aku miliki dan aku ‘bisa’ adalah hal memang sepantasnya aku dapat, bukan sesuatu yang istimewa. Hidupku pun berjalan dengan penuh kewajaran.

Hingga suatu hari kenormalan hidupku tercerabut. Sesuatu yang aku miliki mulai diambil dan pergi. Pertama kali aku kehilangan dompet…kedua kali juga dompet. Tapi belum cukup membuatku bersyukur atas apa yang aku miliki. Kurang bersedekah, itu yang terlintas dalam pikiranku. Bahkan ketika HP-ku hilang pun aku tidak terlalu merasa kehilangan. Lagi-lagi mungkin aku kurang bersedekah.

Teman-temanku mulai menjauh. Yah, mungkin kita sama-sama sibuk. Memang beraktivitas di dunia dakwah cukup menyita waktuku, pikirku waktu itu. Pokoknya semua masih bisa ditolerir-lah, semua masih dalam batas wajar.

Hingga…aku kehilangan ibuku. Separuh jiwaku menjadi kosong. Ini pasti bukan karena aku kurang bersedekah kan?

Bahwa semua yang hidup pasti mati, bahwa semua manusia akan kembali kepada Sang Pencipta, sudah kudapat konsep itu. Tapi aku ga menyangka bahwa kematian akan terjadi begitu dekat denganku.

Begitu tiba-tiba, hingga aku belum mempersiapkan diri untuk rasa kehilangan itu. Tapi siapa sih yang tahu kapan datangnya kematian?

…Aku kan baru pulang kampung 4 bulan yang lalu. Aku kan jarang telepon. Aku kan tidak pernah bercakap-cakap dengan beliau. Aku kan sibuk. Aku cuma sempat pulang seminggu selama 3 bulan liburan. Tapi ini kan untuk kepentingan dakwah…

Wahai saudaraku, jangan pernah mengalami hal yang sama seperti-ku. Semua penyesalan dan pembenaran bercampur baur dalam pikiranku.

Setiap liburan pun berarti daurah, kepanitiaan, dan yang pasti berarti tidak pulang.

Lupa aku bahwa orang tua pun berhak atas diriku ini. Lupa aku bahwa diriku ini bukan milikku.
Lalai aku akan kewajiban pada orang tua.

Itulah aku, wahai saudaraku, seperti banyak manusia lainnya, kurang mensyukuri apa yang dimiliki, lalai akan kewajiban pada apa yang kumiliki.

Sempatku berhenti sejenak tuk merenungkan keberadaanku, dengan semua yang aku miliki. Mengucap syukur kepada Sang Maha Pemberi. Ya Allah…semoga aku menjadi orang yang lebih baik, dan lebih menghargai…

Senin, April 03, 2006

Cinta adalah sebuah gagasan

Dapat dari Blognya Nuyi...Boleh juga isinya..
===============================================

Pada sebagian tabiatnya yang paling murni, cinta
menyerupai air. Air adalah sumber kehidupan.
Semua mahlukhidup tercipta dari air. Air
mempunyai mata dan selalu bergerak dari hulu ke
hilir. Ia mengalir tak henti-henti. Ia bergerak tak
selesai-selesai. Setiap sungai dan kali mengalir
dan bergerak pada jalur-jalurnya. Tapi mereka
semua kemudian bertemu pada satu titik, pada
sebuah muara besar. Mata air. Mengalir. Bergerak.
Tak henti-henti. Tak lelah. Tak selesai-selesai.
Menuju muara. Muara besar. Hampir tak terbatas.
Jauh sejauh mata memandang. Jauh seperti
memandang. Jauh seperti menyentuh kaki langit.
Itu sebabnya bumi kita diisi lebih banyak oleh air.
Karena Tuhan ingin menyemai kehidupan disini.

Diantara mata air yang kecil kepada muara yang
besar ada aliran. Ada gerak. Ada riak. Ada
gelombang. Ada gemuruh. Ada debur. Ada
percikan. Ada gelora. Ada gairah. Ada dinamika.
Selalu begitu. Senantiasa seperti itu. Tak ada
penghentian. Tak ada stagnasi. Tak ada diam. Ia
membludak jika ditahan. Ia membuncah jika
dibendung. Ia membanjir pada puncak
dinamikanya. Tapi ia selalu membersihkan semua
kotoran yang dilaluinya. Seperti hujan mengusir
mendung yang mengotori biru langit.

Begitulah cinta. Ia adalah sebuah gagasan yang
murni tentang kehidupan yang lapang. Mata airnya
adalah niat baik dari hati murni. Muara adalah
kehidupan yang lebih baik. Alirannya adalah
gerakan amal dan kerja memberi yang tak henti-
henti. Cinta adalah gagasan tentang penciptaan
kehidupan setelah kehidupan tercipta. Maka kata
Muhammad Iqbal, “Engkau menciptakan hutan
belantara. Dan aku menciptakan taman”.

Begitu ada niat baik dan ada muara kehidupan
yang lapang yang hendak kita ciptakan, maka
cinta ciptakan, maka cinta menjadi nyata saat ia
mengalir. Saat ia bergerak. Aliran dan gerakan
itulah yang melahirkan debur, gemuruh, riak dan
ombak. Gairah dan dinamika yan membuatnya
ada, nyata dan hidup.

Seperti air yang berhenti mengalir, kehidupan juga
akan berhenti bergerak jika ia tidak mengarah
pada sebuah muara besar. Air yang tergenang
selalu mengalami pembusukan. Begitu juga
kehidupan yang tidak bergerak kehilangan
dinamika dan serta merta menjadi rusak. Bukan.
Bukan Cuma rusak. Tapi bahkan merusak
lingkungan disekitarnya.

Begitu juga cinta ketika ia hanya sebuah
perasaan. Bukan sebuah gagasan. Sebab
perasaan adalah bagian dari aliran. Bukan aliran
itu sendiri. Bukan muara. Begitu juga cinta ketika
ia hanya sebuah ruh. Bukan sebuah gagasan.
Sebab ruh adalah mata air. Bukan muara. Begitu
juga cinta ketika ia hanya sebuah raga. Bukan
sebuah gagasan. Apalagi raga; ia hanya riak,
hanya gelombang, hanya debur, hanya gemuruh.
Ia ada karena aliran. Ada gerakan. Perasaanlah
yang memberinya rasa dan nuansa; keindahan.
Tapi keindahan ini tak pernah berdiri sendiri.

Gagasan. Gagasanlah yang mengubah cinta
menjadi sebuah keseluruhan, sesuatu yang utuh,
semacam kumpulan kata-kata yang membentuk
kalimat dan melahirkan makna. Yaitu gagasan
tentang bagaimana menciptakan kehidupan yang
lebih baik, tentang berapa besar energi yang kita
perlukan untuk menyelesaikannya, tentang rincian
tindakan yang harus dilakukan dari awal hingga
akhir. Dalam gagasan itu jiwa, raga dan ruh
menyatu; membuncahkan mata air kebajikan,
mengaliri setiap sudut kehidupan menuju muara
kebahagiaan yang lapang. Disini jiwa, raga dan ruh
menuaikan fungsi-fungsinya. Dan pada penuaian
fungsi itu ada pesona yang memercikan
keindahan.

Kamis, Maret 09, 2006

4JJI telah memberikan Peringatan

Terima kasih ya 4JJI atas peringatan MU ini....
Ternyata SEHAT itu sangat MAHAL sekali...

Maaf untuk sementara tidak bisa meng-update blog ini atau mengetik lama-lama! Soalna cuma pake tangan kiri aja.

TUNGGU BERIKUTNYA....

Alkisah Seekor burung pipit

Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara yang konon kabarnya, udaranya selalu dingin dan sejuk.Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.

Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju.Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal. Si Burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat.Dia merintih menyesali nasibnya. Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau yang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun si Burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor Kerbau, dia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.

Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan memaki maki si Kerbau. Lagi-lagi Si kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa mati tak bisa bernapas.

Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang embeku pada bulunya pelan pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya-nya.Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih, Si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.

Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelan oleh si Kucing.

Dari kisah ini, banyak pesan moral yang dapat dipakai sebagai pelajaran:

1. Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat kita.
2. Baik dan buruknya penampilan, jangan dipakai sebagai satu satunya ukuran.
3. Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang kadang bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula sebaliknya.
4. Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan.
5. Waspadalah terhadap Orang yang memberikan janji yang berlebihan.

Sabtu, Maret 04, 2006

Mengenang SAHABATKU : SITI FATIHATUL ALIYAH




Makna Surat An Naziaat: Malaikat-malaikat Pencabut Nyawa

Oleh : Dr. Amir Faishol Fath

Disebut dengan An Naziaat, karena dimulai dengan ungkapan tersebut, artinya para malaikat yang mencabut nyawa anak-anak Adam. Adapun hubungan surat An Naziaat dengan surat An Naba' sebelumnya adalah kesamaan tema di mana masing-masing sama-sama menegaskan akan terjadinya hari kebangkitan (Kiamat) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ringkasan surat An Naziaat sebagai berikut:

1. (ayat:1-5) Pembukaan, di dalamnya Allah bersumpah dengan: (a) Malaikat yang mencabut ruh orang-orang kafir dengan keras, membuat orang-orang kafir itu tersiksa dan merasa sakit. (b) Malaikat yang mencabut nyawa orang-orang mukmin dengan lembut (c) Malaikat yang turun dari langit dengan cepat mendahului ruh-ruh orang mukmin menuju surga(d) Malaikat yang mengatur segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan penduduk bumi.

2. (ayat: 6-14) Allah menegaskan dengan sumpahnya bahwa Hari Kiamat pasti terjadi, dibuka dengan tiupan sangkakala, dan pada saat itu orang-orang kafir ketakutan, mereka menyesal mengapa selama di dunia tidak mentaati Allah. Mereka merasa rugi, telah membuang-buang waktu dalam pekerjaan tidak ada gunanya.

3. (ayat: 15-26) Allah menghibur Rasulullah dengan kisah Nabi Musa saat menghadapi Firaun. Supaya hatinya tidak sedih ketika melihat orang-orang Kafir Makkah tidak beriman dan mendustakan risalahnya. Pada kesempatan ini seakan Allah berfirman: Wahai Muhammad bukan hanya kamu yang ditolak dan dilawan oleh orang-orang kafir, Musa dulu juga pernah dilawan oleh Fir'aun. Dan Fir'aun perlawanannya lebih sadis lagi, karena tingkat kekafirannya telah mencapai puncak, perhatikan ia berkata " Aku Tuhanmu yang paling tinggi". Kisah ini juga bekal bagi para penerus perjuangan Rasulullah di setiap tempat dan zaman, sehingga ia tidak merasa sedih saat menghadapi tantangan.

4. (ayat: 27-33) Allah menyebutkan bukti-bukti kekuasaannya, agar tidak muncul lagi pribadi seperti Fir'aun yang mengingkari kebenaran. Dalam hal ini Allah menantang: buktikan mana lebih sulit menciptakan langit atau menciptakan kamu? Siapa yang mengangkat langit seluas ini tanpa tiang? Siapa yang mendatangkan malam dan siang? Seandainya semuanya malam apa yang akan terjadi pada kamu? Begitu juga sebaliknya? Siapa yang membuat bumi menghampar? Membuat gunung sebagai pasak sehingga bumi ini tegak dengan seimbang? Memancarkan air dan lain sebagainya? Siapa? Ayo jawab kamu atau Aku? Masihkah kau akan sombong? Merasa bisa segalanya. Lalu tidak mau beriman kapadaKu? Masihkah tidak percaya atas kemampuanku untuk membangkitkan kamu kembali setelah mati?

5. (ayat: 34-41) Allah menggambarkan bagaimana keadaan manusia pada saat Hari Kiamat tiba: Pada waktu itu manusia mulai mengingat masa lalunya ketika api neraka benar-benat ditampakkan didepan hidungnya. Masing-masing mulai siap-siap mempertanggungjawabkan sekecil apapun yang pernah ia lakukan selama di dunia. Sebab ternyata semua amal terdaftar secara rapi. Tidak ada amal sekecil atom atau lebih kecil lagi (baca: dzarrah) yang terlewatkan. Lalu Allah membagi manusia dua golongan: (a) golongan orang-orang yang dulunya tidak mau ikut ajaran Allah, tunduk pada hawa nafsu dan kepentingan dunia, mereka itu ahli neraka Jahim (b) golongan orang-orang yang dulunya taat kepada Allah dan menahan hawa nafsunya dari perbuatan maksiat, mereka itu penduduk surga.

6. (ayat: 42-46) Allah menutup surat ini dengan kisah perbuatan orang kafir Makkah yang mengejek Rasulullah dengan bertanya-tanya kapan Muhammad Hari kiamat yang kau janjikan akan terjadi? (Mirip dengan pembukaan surat An Naba'). Tapi Allah segera mengajarkan Rasulullah: wahai Muhammad itu bukan tugasmu menjawab mengenai waktu Kiamat, karena hanya Aku yang tahu. Tugasmu hanya menyampaikan risalah dan ajaran dariKu supaya mereka tahu bahwa Kiamat pasti dan pasti terjadi dalam sekejap dan dalam waktu yang sangat singkat, seperti perubahan dari waktu siang ke malam hari.

========================================
Terima kasih Sahabat ku YAYA, Engkau telah mengingatkan Aku lagi Tentang Kepastian ini. Aku tidak tahu,apakah 10 detik lagi aku masih hidup atau 10 tahun lagi. Jadi aku mencoba untuk bersiap-siap diri ketika gilirannya tiba.

Selamat Istirahat ya YAYA....
Aku akan selalu mendo'akan mu di setiap Sholat ku..

Jumat, Maret 03, 2006

FASILKOM vs MUSMA ???

Sebuah keanehan terjadi hari kemarin, pertama dalam sejarah pergerakan mahasiswa (emang ada???) Fasilkom. Sebuah perhelatan akbar baru saja di mulai, sebuah usaha untuk memperbaiki pergerakan mahasiswa di Fasilkom, Iya Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) FASILKOM UI yang PERTAMA.

Keanehan ???

Hm...antara aneh atau tidak sih.Bukannya pesimis atau mengecilkan panitia, tetapi sbuah kenyataan yang tidak bisa ditampik lagi. Image Tentang Fasilkom telah di ketahui oleh semua mahasiswa UI, Mahasiswa Fasilkom UI terkenal dengan "Studie Oriented" nya. Mahasiswa Fasilkom adalah manusia-manusia LAB, jarang berinteraksi, jangan berbicara, jarang bersosialisasi dengan Fakultas lainnya. Itu semua memang benar, atau dengan perkataan yang jelek, tidak pernah ada pergerakan mahasiswa di Fasilkom, Stigma negatif tentang demonstrasi dan aksi melekat dalam sanubari mereka. Aneh... Karena sedang terjadi aktivitas yang ber-kontradiksi dengan karakteristik mahasiswa Fasilkom.Sebuah perjuangan yang harus tetap dipertahankan di tengah kondisi yang tidak memungkinkan...

Tetapi Awalan itu telah di mulai dengan sukses (menurut ku), ya... walau di hadiri kurang dari 20 orang, aku pikir sudah cukup sukses.Ibarat seorang bayi yang baru belajar jalan, pasti akan merasakn jatuh-bangun ataupun tertatih-tatih. Itu juga yang akan terjadi dengan MUSMA FASILKOM. Hari pertama sudah terlihat keter-tahinnya itu, seperti masih ada orang yang berfikir kalau berdiskusi itu kalau berdialegtika itu kalau berdebat itu membuang-buang banyak waktu, dan terasa di buat-buat.Secara pribadi saya sedikit tersenyum, ya...wajar lah mereka belum merasakan gimana sih dalam lembaga kemahasiswaan, itu bukan salah mereka, tetapi mereka sendiri tidak mau belajar dari sarana yang sudah ada. Tapi ada yang lucu setelah MUSMA kemarin, Ada seseorang yang sms aku kalau ada peserta lain yang kecewa dengan rekayasa politik yang aku buat .. Zing... Rekayasa politik ??? Kecewa ??? Masa situasi kayak gitu sudah membuat orang kecewa, masa di hari pertama MUSMA sudah ada yang kecewa, Bagaimana kalau orang tersebut ikut MUSMA UI yang lebih ganas dibandingkan MUSMA FASILKOM ??? Tetapi bagi ku itu bukan salah dia, melainkan memang kondisi FASILKOM yang belum bisa menerima cara ber-dialegtika seperti itu. Secara keselurahan, bisa dikatakan berhasil, dengan bolong disana-sini dan rapat musma yang hanya 2 Jam sehari dan dari hari selasa sampai kamis.

Ya... Sebuah awalan yang cukup lah bagi Fakultas yang tidak pernah bergelut di dalam bidang kemahasiswaan. Semoga dalam acara MUSMA berikutnya bisa lebih menarik, tidak ada lagi orang yang mudah terkecewakan, dan mudah-mudah Ga' Sepi alias ada orangnya. Selamat berjuang teman-teman !

HIDUP MAHASISWA !!!
HIDUP RAKYAT INDONESIA

Kamis, Maret 02, 2006

TERIMA KASIH YAYA

Setiap kejadian haruslah bisa di ambil Ibrohnya.

Mulai Hari senin lalu hidup ku berubah drastis, Aku mulai kembali lagi mencari CINTA-NYA, Setelah sekian lama aku telah dibutakan oleh kehidupan dunia. Terasa berbeda sekali minggu ini, diri ku yang dulu sering ceplas-ceplos, yang sering berci-cilan, yang sering sholatnya tidak tepat waktu, yang jarang sering bangun malam, yang jarang sekali mengerjakan yang shunah.

Minggu ini aku berbeda, Aku mulai ingin kembali lagi. Aku saat ini mencoba untuk lebih sedikit menahan dalam berbicara, aku tidak mau ceplos-ceplos lagi. Ketika aku mencoba berfikir tentang ini, aku sadar karena ibroh yang aku dapatkan dari SYAHID nya Sahabatku YAYA.

Dan akupun mulai bertekad dari sekarang, untuk merubah keberukan ku semuanya ini, karena ada hikmah yang aku dapatkan, Aku harus menyiapkan KEMATIAN ku dengan sebaik-baiknya. Aku ingin sekali meninggalkan Dunia ini seperti YAYA, Dalam berjuang di Agama-NYA. Aku takut sekali jika aku meninggal dalam keadaan keadaan belum sholat, dalam keadaan melakukan maksyiat (Sungguh aku akan menjadi mayat yang najis jika dalam keadan itu).

Hari ini aku pun merasa ada yang lain, ketika tadi pagi berangkat ke kampus, ketika naik kendaraan 112. Kendaraan yang aku naiki itu membawa diri ku ugal-ugalan dan super ngubet. Yang biasanya aku nge-dumel sama sopir dan mau marah aja ketika macet di lampu merah cibubur, tetapi hari ini aku merasa hati ku meng-ikhlaskan semuanya, ketika ngebut, hati kecil ku mengucapkan "...aku ikhlas jika meninggal saat ini....", aku kaget dengan perasaan itu. tetapi timbangan amalan ku masih jomplang ke kiri. Ya 4JJI berikan lah aku kesempatan untuk bisa mendulang rahmat-MU di alam fana ini.

DAN...
Tempatkanlah Sahabat ku YAYA dalam posisi yang terbaik ya 4JJI....
Ringankanlah dalam penghisabannya
Terima kasih 4JJI...

Untuk YAYA,
Terima kasih, engkau telah memberikan ibroh bagi ku
TERIMA KASIH YAYA....
Aku akan selalu mendo'akan mu...
Selamat Istirahat ya YAYA...
Semoga KITA dapat bertemu lagi di SANA

=====================================
Teruntuk Sahabatku SITI FATIHATUL ALIYAH (YAYA/LIA)

Senin, Februari 27, 2006

Untuk Sahabatku YAYA

Saat ini,
Kami tanggalkan jaket perjuangan kami
Untuk sementara waktu
Bukan untuk selama-lamanya
Kami ingin beristrihat sebentar
Bukan selamanya…

Kami ingin mengantar seorang pejuang
Sahabat kami yang telah berjuang
Dengan Senyum & Kebanggaan
Bukan dengan Isak Tangisan

Kami Bangga kepada mu…
Karena engkau bagian dari kami
Kami Tersenyum kepada mu…
Karena engkau mendapatkan Syahid mu…

Kami akan selalu ingat ceria mu…
Kami akan selalu ingat senyum mu…
Kami akan selalu ingat semangat baja mu…
Kami akan selalu mencintai mu

Selamat Jalan Sahabat Kami
Selamat Bertemu dengan Kekasih mu
Perjuangan mu tidak akan berhenti disini
Kami akan meneruskan perjuangan mu
Untuk Tuhan, Bangsa & Almamater

HIDUP MAHASISWA !!!
HIDUP RAKYAT INDONESIA !!!

Untuk Sahabat Kami yang Kami Cintai :
SITI FATIHATUL ALIYAH
( Lia / Yaya )

-Koordinator Divisi Pusat Kajian & Jaringan Data Departemen.KASTRAT Senat Mahasiswa Fasilkom UI-

Mengenang Sahabatku SITI FATIHATUL ALIYAH (YAYA/LIA)

Hari minggu telah menjadi hari kelabu bagi diri ini, seorang sahabatku telah terlebih dahulu meninggalkan aku dan teman-temannya untuk menghadap kekasihnya.
Aku ingat ketika hari kamis lalu, kami masih bersanda gurau. Bercerita tentang kesiapannya untuk ikut suatu acara, namun aku tidak tahu itu akan menjadi pertemuan ku yang terakhir dengannya. Hari Rabu aku masih ingat, Dia walaupun dalam keadaan sakit masih tetap menjalankan proker yang aku bebankan kepadanya, Hari Rabu terbitlah Newslette Kastrat Edisi perdana, Aku tidak tahu kalau itu akan menjadi Newsletter pertama dan terakhir yang Dia buat.

Yaya aku sebut namanya, Dia adalah Staf ku di Departemen Kastrat Senat Fasilkom. Dia sangat berbeda dengan anggota-anggota lainnya, iya… Dia adalah anggota Kastrat yang paling semangat yang pernah aku temui, walaupun yaya sakit, walaupun yaya tidak bisa pergi ke kampus, yaya masih tetap bisa mengerjakan prokernya. Yaya… Maafin yudi yach....

Melalui tulisan ini aku ingin mengingatmu….
Tahun 2004, ketika penerimaan mahasiswa baru (PMB) tertulis nama Siti Fatihatul Aliyah, Aku tidak mengenal awalnya. Lalu selama tahun pertama Yaya, aku tidak begitu kenal dengan yaya, hanya bertegur sapa dan kalau ketemu paling di dalam suatu rapat. Ketika tahun kedua, ketika open rekrutmen senat Fasilkom, tertulis nama dia dalam deretan calon Kastrat, Al-hasil Yaya diterima di Kastrat. Mulai dari sini aku mengenalnya, Melalui rapat-rapat dan lainnya. Aku tidak menyangka ternyata yaya ini seorang wanita yang kuat, bayangkan ketika outbond senat, beliau sanggup berjalan dari villa sampai air terjun yang jalannya sangat terjal tanpa lelah dan sampai disana mengalahkan rekan prianya, begitu juga ketika turun, dia sanggup turun pada posisi terakhir tetapi sampai di villa dia yang pertama sampai. Aku Bangga kepada mu Yaya… Yaya, masih ingatkah ketika kita KASTRAT di Foto depan Villa sambil mengepalkan tangan ke atas, itu adalah foto terkomplit KASTRAT ( eh gak dech, waktu itu gak ada rissa)

Teringat lagi aku ketika Yaya menjadi PO ( Ketua Panitia ) Diskusi Sospol tentang Kontraversi kenaikan harga BBM, aku masih bisa melihat yaya duduk di bangku belakang sambil mendengarkan ceramah dan teringat pula aku ketika dia berpapasan dengan aku ketika ingin membeli kue-kue untuk pembicara tersebut, seorang ketua panitia yang mau turun kelapangan untuk beli kue juga. Aku Bangga kepada mu Yaya…
Aku masih ingat tulisan mu tentang ucapan terimakasih kepada dekanat fasilkom ui atas kerjasamanya dalam proses advokasi mahasiswa baru. Di saat lain Aku ingat ketika kita Krida di Waroeng Steak, ketika kita saling sharing, ketika kita saling berkenalan lebih dalam sesama KASTRAT.
Dan yang masih aku ingat adalah hari rabu dua minggu lalu engkau menagih-nagih aku buka yang ingin aku pinjam kan, tetapi akhirnya aku ingat juga, Maaf jika lama memberikan bukunya.
Namun, ketika kemarin lusa aku mendengar engkau hanyut dan belum ditemukan, aku bingung dan bimbang, Yaya? Staf KASTRAT ku? Yaya yang 2004 itu? Kemarinnya diberitahu kalau YAYA Sahabatku telah meninggal dengan Syahid.
Inna Ilahi Wa Inna Ilaihi Rojiun…
Yaya, Aku rela akan kepergian mu…
Teman-teman kastrat akan meneruskan perjuangan mu sampai tutup usia kami.

Selamat Jalan Yaya
Selamat bertemu dengan Kekasih mu disana
Do’a Kami menyertai mu……

Kamis, Februari 23, 2006

KATAKAN “TIDAK” UNTUK KENAIKAN TDL

KATAKAN “TIDAK” UNTUK KENAIKAN TDL


Listrik adalah sebuah alat vital bagi suatu Negara pada zaman modern ini, tanpa listrik pada zaman ini maka kita akan mengalami keterbelakangan teknologi yang akan membawa kita ke zaman purb kala lagi. Listrik adalah konsumsi seluruh manusia, tidak hanya konsumsi orang-orang kaya saja tetapi kaum miskin memerlukannya, bayangkan jika dunia ini tidak ada listrik ! Iya itu adalah sebuah awalan pengertian yang berusaha menjelaskan bahwa listrik itu kebutuhan umat manusia. Dan hari ini, kita telah mendengar bahwa perusahaan listrik Negara (PLN) akan menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) sekitar 20% - 100% untuk industri. Ada apa sebenarnya?
Sungguh bertubi-tubi tamparan yang diberikan kepada rakyat Indonesia oleh presiden terpilihnya. Setelah menaikkan harga BBM dengan sadis nya tanpa melihat kondisi rakyatnya, dengan dalih kenaikan harga BBM juga PLN berencana menaikkan TDL. Satu hal yang kita catat, dampak kenaikan BBM masih terus bergulir dan sekarang sedang mengarah ke PLN. Kronologisnya setelah minggu lalu saya mendatangi DPR adalah pada tahun ini PLN menaikkan permintaan subsidi dari pemerintah sebesar 35 Triliun, namun yang disepakati oleh DPR hanyalah 15 Triliun dengn 2 triliun lagi cadangan, dan sisanya itulah yang 18 Triliun yang dipermasalahkan sehingga dengan alasan untuk menutupi yang 18 Triliun itu, PLN ingin rakyat yang menanggungnya, sebuah kekeliruan besar. Iya sebuah kekeliruan besar jika kita berlogika, alasan kenaikan anggaran karena PLN menangguh biaya lebih untuk tenaga pembangkitnya yang sampai saat ini menggunakan BBM yang di akibatkan kenaikan BBM oleh pemerintah, sebuah kekeliruan besar jika dampak dari suatu keputusan pemerintah harus dibebankan lagi kepada rakyat, seharusnya pemerintahlah yang menanggung semua dampak kenaikan BBM itu.
Respons terhadap kenaikan TDL pun langsung meluncur dari komunitas masyarakat tidak terkecuali Kadin ( kamar dagang Indonesia ) yang menolak mentah-mentah kenaikan TDL, karena setelah banyaknya perusahaan kecil menengah yang guling tikar akibat BBM maka akan banyak lagi perusahaan-perusahaan yang akan memecat karyawannya akibat kenaikan TDL,berdasarkan hitung-hitung dari ekonom Bung Iksan, Bakal terjadi kehancuran ekonomi jika pemerintah menaikkan TDL, jika pada kenaikan BBM menyebabkan kenaikan inflasi sebesar 0,8 %, maka kenaikan TDL bisa menaikkan inflasi sebesar 3%, sungguh keputusan yang salah jika sampai menaikkan TDL.
Bukan tanpa solusi,mari kita mencari solusi untuk PLN ini. Berdasarkan info dari detik.com, pemerintah sedang melakukan pemercepatan pembayaran hutang “ monster IMF” dari yang direncanakan, satu hal yang bisa kita cerna disini yaitu pemerintah lagi kebanyakan uang. Dari sini seharusnya pemerintah tidak perlu bernafsu mempercepat hutang, lebih baik di alih fungsikan ke PLN yang sedang membutuhkan, toh yang selama ini pemerintah hanya bisa membayar bunga dari hutang Indonesia dan toh yang lebih menyakitkan lagi, hutang kita itu tidak bisa dilunnasi sampai tujuh keturunan kita kecuali menjual pulau-pulau ataupun menyatakan Indonesia tidak akan membayar hutng IMF ( Seperti Brazil ). Solusi bisa kita dapatkan, solusi lainnya adalah Bank Indonesia (BI) saat ini mempunyai dana nganggur sebesar 50 Triliun untuk BUMN, Walaupun PLN adalah perusahaan terbatas tetapi tetap dalam tanggung jawab menteri BUMN, sehingga dana nganggur itu bisa kita alihkan ke PLN. Solusi lainnya adalah PLN meminjam uang kepada departemen-departemen pemerintah yang lain, dan saya yakin untuk tahun depan PLN pasti bisa mengembalikannya lagi. Ataupun solusi terakhir, pemerintah melakukan pemotongan anggaran dari masing-masing departemen sehingga terkumpul 18 Triliun untuk disumbangkan ke anak emas nya yaitu PLN. Solusi yang sebenarnya bisa kita pikirkan oleh orang-orang awam, tidak harus para eknom-ekom yang PhD ataupun Profesor-profesor.
Tetapi sebenarnya itu hanya solusi terhadap satu permasalahan dari PLN yaitu tentang kenaikan anggaran. Ada masalah lain dari internal PLN mengenai ketidak efisienan dan ketidak efektifan kinerja PLN. Kita lihat masih belum transparannya PLN, tidak adanya alih teknolgi ke pembangkit yang lebih murah. Kasus nyata terjadi di medan, yaitu kasus pembuatan Pembangkit listrik tenaga gas alam di boring, malah membawa direktur PLN sebagai saksi dalam persidangan. Selain solusi-solusi yang diberikan di atas, seharus PLN juga harus membenahi ini, tidak afektif dan efisien juga PLN walau sudah merubah menggunakan gas alam ataupun batubara, tetap menggunakan manajemen yang sama.

Iya, dari itu semua ada satu hal yang bisa kita sepakati, Rakyat tidak boleh lagi menanggung dosa pemerintah dengan menaikkan TDL, masih banyak solusi lain yang lebih savety yang bisa dilakukan pemerintah, jangan asal ada masalah langsung dibebankan kepada rakyatnya. Sebuah kesalahan besar jika TDL dinaikkan, Listrik menghabiskan 30% dana dari produksi tetapi dampaknya bisa 78% terhadap produksinya ( asumsi yang diberikan ahli ekonom FE), bayangkan ketika TDL dinaik kan, perusahaan-perusahaan kesulitan bereproduksi, tingkat beli masyarakat bakal menurun drastic yang mengakibatkan PHK dimana-mana, perusahaan gulung tikar, akhirnya perekonomian menurun drastic. Dampak ini tidak hanya dialami perusahaan, melainkan semua aspek masyarakat, biaya rekening listrik rumah akan menaik, banyak lampu-lampu jalan dimalam hari dimatikan sehingga banyak terjadi kecelakaan dan kejahatan, ataupun yang mengena lagi UI yang paling membutuhkan listrik akan tutup karena tidak bisa membayar listrik. Bagaimana pendapat kamu???

Aku Binatang Jalang

Aku sudah muak dengan ini semuanya....
Setiap hari penuh dengan teror yang tak tampak
Aku ingin bebas
Bebas bisa bernafas dengan sepuasnya
tanpa intervensi dari orang-orang gila

Aku memang sudah muak dengan ini semuanya...
Tidak ada persaudaraan antara kita
karena apa ???
Mereka tidak pernah tahu apa yang aku alami
Mereka tidak pernah tahu apa yang sedang aku hadapi
Atau mereka memang tidak peduli ???

Aku memang sudah muak dengan ini semuanya...
Mereka hanya memikirkan tujuan mereka saja
Tanpa tahu individu setiap orang
Mereka tidak tahu siapa sebenanya aku ini...
Iya.. aku adalah binatang jalang
Yang selalu melakukan dosa yang berulang terus

ADAKAH YANG MENGANGGAPKU BINATANG JALANG???

Kamis, Januari 12, 2006

Nantikan 2007 "From Bandung To Mecca"

Halo semua penghuni maya...

Karena sudah lama gak pernah nulis-nulis lagi & kebetulan lagi liburan maka yudi mulai aktif lagi nih nulis-nulis di Blog lagi.Maaf yach yang sudah lama nunggu tulisan yudi..(hue..hue..emang ada yach)

Oh iya teman-teman, mohon do'a nya dan bantuannya yach. Setelah Kegagalan dalam membuat Novel "Aku Lulus SPMB" pada tahun 2002 lalu, Sekarang ini yudi sedang membuat novel terbaru, yang berjudul "From Bandung To Mecca".Do'ain yach..

Sebenarnya, baru jadi alur kasarnya aja sech.Jadi gambaran singkatnya begini:Cerita ini di ilhami setelah nonton Film perancis yang kalau gak salah berjudul "La grande..." aduh lupa dech nama filmnya. Di dalam novel yudi bercerita:
Ini terjadi pada tahun 1990,Ada seorang bapak tua yang tinggal di daerah pinggiran bandung (Cimahi) dan mempunyai 1 buah mobil tua & 1 orang anak perempuan. Karena keinginannya naik Haji tetapi tidak mempunyai biaya.Maka si bapak nekat bersama anak perempuannya untk pergi Haji menggunakan mobil tua nya itu.Tetapi dia naik Haji bukan naik pesawat, melainkan mereka pergi dari Bandung ke Mekah benar-benar by Mobil.jadi mereka bakal melewati banyak negara dan keragama. Nah disini lah serunya dan pengalaman hidup mereka. Bakal ada benturan-benturan dan konflik-konflik diantara mereka. Cerita komplitnya, tunggu aja yach..Makanya DO'A in yach...

Tetapi sampai disini,yudi masih ada masalah ini.Pertama, Yang bagusnya negara-negara yang dilewati oleh mereka apa aja yach, soalnya yudi masih bingung banget jalur nya.terus,kalau sudah tahu melewati negara tertentu, yudi harus tahu juga karakteristik warga tersebut, karena ini berhubungan dengan konflik-konflik yang akan ditampilkan.Yang Kedua, Seni menulis yudi masih buruk banget (Makanya,novel pertama yudi GAGAL keluar), jadi takut gak sukses juga neh novel kedua yudi, soalnya yudi selama ini belajarnya otodidak doank.

Tapi,yudi mengharapkan sekali ada yang bisa bantu dan memberikan saran-saran dan ide-ide untuk perkembangan novel yudi ini.

So' pada do'ain yudi.Insya 4JJI awal 2007 bakal muncul, kelamaan sih, namanya juga sambilan.Okeh..

Ayoo YUDI...GANBATTE KUDASAI..

I'M BACK

Assalamu'alikum Semuanya...
Yoyoyo....Setelah melewati proses pemikiran yang lama dan melihat blog-blog teman yang lain, jadinya Saya membuat kesimpulan...SAYA KEMBALI...(hue...hue..kaya apa aja)
Ayooo, rame-rame ini blog yudi lagi yach...