Kamis, Juni 29, 2006

Putih dan Hitam

Kasihan orang yang tidak tahu bahwa putih itu bertingkat
Kasihan orang yang tidak tahu bahwa hitam itu bertingkat

Kasihan orang yang tidak tahu bahwa selain putih, masih ada hitam
Kasihan orang yang tidak tahu bahwa selain hitam, masih ada putih

Padahal putih itu bertingkat, dari putih yang abu- abu hingga yang paling suci
Padahal hitam itu bertingkat, dari hitam yang abu- abu hingga yang paling pekat

Mungkin ada yang memilih putih, karena sedari lahir dia tahunya dunia hanya putih
Mungkin ada yang memilih hitam, karena sedari lahir dia tahunya dunia hanya hitam

Padahal diantara putih, jika dilihat seksama, ada noktah hitam di dalamnya
Padahal diantara hitam, jika dilihat seksama, ada noktah putih di dalamnya

Hanya karena mayoritas, bukan berarti yang minoritas akan dilupakan
Hanya karena minoritas, bukan berarti yang mayoritas akan melupakan

Mungkin di putih, ada hitam yang merasa aman , dia tidak ingin keluar, padahal bisa
Mungkin di hitam, ada putih yang merasa jera, dia sangat ingin keluar, tapi tidak bisa

Sebegitu mudahkah menilai putih ?
Sebegitu mudahkah menuduh hitam ?

Beruntunglah yang memilih putih karena tahu bahwa ada yang hitam sebelumnya
Bahagialah yang sudah paham bahwa putih pun masih bertingkat- tingkat

Bisakah putih berubah menjadi hitam ?
Dapatkah hitam berbalik menjadi putih ?

Bisa ! Semua masih bisa Saudaraku……

Manusia sangatlah rumit…
Manusia bukanlah sekedar hitam atau putih,
kita punya keduanya
Karena Dialah yang menciptakan kita untuk memimpin keduanya dan memilihnya

Hanya Allahlah yang berkuasa membolak- balik hati
Saudaraku….

Semoga yang dikaruniai Allah tahu putih dan hitam
Dia juga dikaruniai Allah kekuatan untuk merubahnya
Dan bukan hanya diam saja
Pasrah dan menangisi apa yang ada…
Kasihan orang ini, lebih baik dia tidak tahu apa- apa
Daripada tahu banyak tapi cuma diam saja, takut !
Bukan manusia itu namanya….

Tiada kemuliaan tanpa kekuatan !

Jumat, Juni 16, 2006

Bernostagia Sesaat....

Finaly…alhamdulillah..bisa istirahat total hari ini. The freedom of Sunday. Kepenatan di kampus, di bimbel, atau di DPRa untuk saat ini aku tinggalkan sejenak. Terima kasih ya 4JJI, aku masih diberikan kesempatan untuk bisa istirahat dan flash back ke belakang.
Sebenarnya ingin sekali aku banyak melakukan minggu-minggu lalu, tetapi malah tidak terkejar semuanya. Novel ku “From Dago to Madinah” sudah ku tinggal hampir sebulan, Padahal target 2007 terbit harus aku capai. Tulisan mengenai Duka Jogja dan Bantul belum juga ku tulis, padahal ingin sekali ku bercerita tentang duka jogja ketika aku kesana. Masih banyak lagi yang tidak jadi ku lakukan dalam minggu-minggu lalu.

Tapi hari ini aku tidak mau memikirkan BEM Fasilkom yang sedang sibuk dengan Oprek dan Rakernya, Ataupun bimbel yang sedang sibuk dengan super intensifnya, ataupun Acara bulan sabit kembar, Bakti Sosial di RW ku. Sekarang aku hanya ingin memikirkan atau ingin bernostgia kebelakang.

Nostagia Mamah
Semalam aku baru benar-benar menyadari betapa aku butuh belayan mamah di tengah kesibukan ku selama ini, aku masih ingat ketika mamah tidak akan mau tidur selama aku belum pulang, aku masih ingat ketika mamah membawa makanan yang banyak setiap berkunjung ke kosan ku di bandung, aku masih ingat ketika mamah buru-buru datang ke kampus hanya untuk ngasih name-tag ku yang tertinggal waktu mabim.Mah…yudi kangen sama mamah, mamah lagi ngapain sekarang?

Aku merasa tidak menangkap cinta mamah ketika masih hidup, aku malah tersibukkan dengan acara-acara kampus, aku tersibukkan dengan kehidupan ku sendiri di kampus, padahal pada waktu itu mamah butuh aku ketika sakit. Ku teringat di hari terakhir, Jam 5 Pagi aku mendatangi kamarnya dan mengipasi nya, lalu mencoba membantunya duduk. Ketika duduk, aku kaget setengah mati, perlak tempat mamah sudah basah terkena darah, Ya 4JJI ada apa ini ??? aku masih ingat ketika itu mamah bilang sudah ada yang menunggunya didepan, tetapi kau tidak mengerti maksudnya. Selama pagi itu, mamah sudah tidak bisa berjalan lagi dan akhirnya harus di bersihkan di tempat tidurnya. Karena aku masih ada ujian, aku pamit untuk pergi ke kampus. Ketika sampai ke kampus, aku ditelpon oleh orang rumah untuk segera pulang, karena mamah sudah kritis. Namun….Aku begitu BODOH…aku begitu MENYESAL…aku memilih untuk ikut ujian dulu. Waktu menuju pulang ke rumah aku tidak menyadari apa-apa. Tetapi Halilintar menyambar ku ketika sampai di rumah, Sebuah kurung batang ada di depan rumah ku, puluhan bangku sudah ada di depan rumah, pada waktu itu aku sudah berfikir yang macam-macam…dan ketika masuk rumah…mamah sudah terbujur kaku di kelilingi orang-orang. MAMAH…..Kenapa aku begitu egois untuk terus ujian, aku sangat menyesal tidak berada di dekat mamah pada waktu itu. Mamah…Maafin yudi yach…Anak mu yang durhaka ini tidak berada di sisi mu ketika engkau dipanggil 4JJI. Waktu itu aku sudah tidak bisa berbicara lagi, hanya bisa meratapi jasad Mamah yang sudah ditinggal oleh Mamah.

Aku masih ingat semua kejadian 40 hari lalu, dan sekarang aku lapar dan haus akan cinta Mamah….sekarang sudah tidak ada yang menunggui ku setiap pulang, karena Bapak sudah tidur karena capek bekerja, sudah tidak ada yang biasa bangunin subuh ku lagi, sudah tidak ada yang menyiapkan susu pagi buat ku lagi. Dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meluapkan rasa tangis ini.
Mungkin 4JJI memberikan pelajaran kepadaku untuk bisa lebih mandiri lagi, untuk bisa berjuang sendiri sama seperti kehidupanku di bandung lalu. Satu yang aku dapatkan Ibroh dari Wafatnya Mamah…Aku harus tidak hanya memikirkan kampus saja, aku harus memikirkan keluargaku juga, aku tidak boleh menzholimi Bapak dan adik-adik ku lagi, aku harus cinta sama keluargaku, yang selama ini aku tinggalkan karena kesibukkan di kampus. Terima kasih ya 4JJI atas peringatan MU ini..Dan ya 4JJI tolong jaga Mamah ku yach! Tempatkan beliau dalam barisan Nabi Muhammad SAW, Dan semoga aku bisa bertemunya lagi di akhir kelak ya 4JJI.

Selamat Istirahat Mamah…
Aku kan berusaha untuk bisa menjadi anak yang Sholeh.

Nostagia Yaya
Ketika mengingat wafatnya Mamah…aku langsung mengingat Sahabat ku Lia. Aku teringat lagi akan perangainya yang begitu santun dan bersemangat. Aku teringat akan jasadnya ketika baru sampai di rumahnya, ketika aku melihat kondisi wajahnya yang penuh dengan tanda-tanda bertabrakan dengan batu-batu kali. Ingat sekali ketika pertama kali bertemu dengan dia ketika masih Maba, masih belum kenal, tetapi ketika kami di “satukan” dalam bidang Kastrat, aku baru mengenal siapa dia sebenanya, dia menjadi andalan ku untuk bisa mengembangkan Kastrat di Fasilkom. Aku menjadi teringat kembali, ketika aku membawa barang-barang dia yang tersimpan di dalam loker, Aku memegang erat buku-bukunya, aku merasa sedang memegang peninggalan seorang Mujahidah, karena aku memang menganggap dia syahid. Pasca Lia, Kastrat menjadi lesuh, Rissa sudah sulit untuk ikut rapat karena dia menjadi satu-satunya wanita dalam kastrat. Akupun menjadi teringat ketika dia meminjam buku sospol ku untuk tugasnya, itu tepat 1 minggu sebelum kejadian, dan paginya sebelum Lia berangkat ke sukabumi, dia mengembalikan bukunya.

Dan sekarang, aku tetap merasakan semangatnya dalam BEM sekarang ini. Dan aku berjanji untuk meneruskan perjuangannya, akan meneruskan usahanya, untuk merubah Fasilkom menjadi melek akan sospol.

Ya 4JJI, tolong jaga Lia ya 4JJI ! Tempatkanlah dia bersama mujahidah-mujahidah yang telah mendahuluinya ya 4JJI. Selamat Istirahat Siti Fatihatul Aliyah !!! My Best friend…

Sabtu, Juni 10, 2006

JANGAN KECEWA....

Teringat sekali 10 bulan lalu aku berikrar, ".....Dengan Nama 4JJI Aku berikrar tidak akan berharap kepada semua manusia, dan berusaha untuk tidak pernah kecewa, walaupun kondisi memaksakan hal itu...

Dan saat ini aku kembali di tantang, untuk tidak kecewa. Sebuah perjuangan yang cukup susah bagi ku, karena disatu sisi merasa di tanggapi oleh beberapa orang, di satu sisi lain aku sudah mendapat pengalaman pahit selama 2 tahun tentang trust kepada teman, dan sekarang aku di uji lagi.

Ya 4JJI, tolong ya 4JJI...Jauhkan kekecewaan ini, aku tidak mau bersahabat lagi kalimat itu.Cukup sudah kekecewaan tahun lalu. Aku hanya berharap kepada MU ya 4JJI ! Walaupun ada orang tidak amanah dengan amanah yang aku berikan, walaupun ada orang yang selalu mengobrak-abrik amanah yang sedang aku bawa, walaupun aku di tinggalkan begitu saja ...Aku ber'DOA semoga aku ikhlas...semoga aku tidak merasa kecewa dengan keadaan tersebut...

Sebenarnya ingin sekali ku tumpahkan rasa *** ini, tapi karena di fasilkom banyak ular-ular yang mungkin sedang baca blog ini,lebih baik ku simpan saja dalam blog ku yang lain, its secret.

======================================

Kenapa yach.....
Ketika aku tidak datang muktamar SALAM, Aku mendapat surat peringatan, surat kekecewaan dari seseorang...
Tetapi ketika ada Laporan Pertanggung Jawaban BEM UI dan Laporan pertanggung Jawaban Senat Fasilkom, tidak ada kata wajib dan Dia sendiri tidak datang....

Ketika serah terima Amanah FUKI, semua orang di wajibkan datang...
Namun kenapa ketika serah terima Jabatan BEM FASILKOM, Gak ada YANG DATANG...

Ketika kita berteriak-teriak tentang JIHAD & SYAHID serta kekaguman dengan bangsa Palestina..
Namun ketika di minta menjadi Relawan Jogja,perkataan yang keluar adalah :
Afwan akh, ane masih ada kuliah..
Afwan akh, ane ada UAS...
Afwan akh, ANE GAK BISA...

TANYA KENAPA ????
*ingin sekali aku tersenyum melihat kondisi ini semua*
=============================================

Kamis, Juni 08, 2006

Do'a untuk Khemal < Cepat Sadar ya Khemal>

Ternyata aku salah medapatkan info...sahabat ku masih tergeletak di rumah sakit di Banyumas. Maaf yach Mal, aku kira kamu sudah sembuh..

Tadi pagi ketika aku menelpon ke Q-bho, ternyata Khemal belum pulang ke jakarta, dia masih di rawat di Banyumas, sementara itu Dayat, Q-bho, Satria sudah kembali ke jakarta, walau masih menahan-nahan sakit. Ketika Q-bho bicara, Bicaranya masih tertitah-titah, karena bagian dagunya dan mulutnya masih harus dirawat lagi. Sementara Dayat dan Satria sudah bisa berjalan. Tetapi adik kelas ku, si Khemal, sahabat ku yang kalau ketemu pasti ledek-ledekan holaqohnya, setiap ketemu nanyain kabar sekolah, setiap kali ketemu nanyain kabar Bos, yang setiap ketemu selalu kehangatan yang dibawanya sekarang ini masih dalam keadaan tidak sadar di rumah sakit.. Khemal, seandainya aku bisa kesana, aku pasti akan datang menengok mu.Khemal... di dalam dunia tidak sadar mu, kami semua teman-teman mu selalu mendo'akan dirimu, agar mendapatkan CINTA NYA, semoga engkau masih diberikan kesempatan untuk bisa berlomba-lomba lagi dengan kita mencari keping-keping CINTA NYA...

Khemal...Gue udah bilang ke Bos, dan dia sekeluarga mendo'akan loe Mal, dan kita semua dapat tugas dalam tahajud-tahajud kita untuk mendo'akan.

Ya 4JJI..yang maha adil, yang maha segala hak, Aku memohon kepada MU, tolong lah Sahabatku ya 4JJI, berikanlah kesempatan kepada dia untuk bisa bersama-sama berjuang lagi untuk menegakkan agama MU ya 4JJI.. Berikanlah dia kesempatan untuk bisa berbakti kepada kedua orang tuanya, berikanlah dia kesempatan lagi untuk bisa mengumpulkan dan mencari Ridho MU ya 4JJI. Ya 4JJI, aku berharap Khemal jangan bergabung dulu dengan YAYA dan ALPHIN, adik-adik ku yang lain, berikanlah dia kesempatan lagi...

TOLONG YA 4JJI !!!!

cepat sembuh ya KEMAL !!!!

Rabu, Juni 07, 2006

Amanah...Amanah..Amanah...Aminah???

"...Janganlah engkau melihat berat ringannya sebuah amanah yang engkau bawa, tapi betapapun amanah mu itu, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya...Dan itu akan menghisab mu..."

Inna ilaihi wa inna ilaihi rojiun...
aku memohon ampun sebanyak-banyak kepada MU ya 4JJI setiap detik selama satu periode ke depan, aku harus mempertanggungjawabkan amanah ku di tempat ini. Aku takut, sebanyak detik itu pula, aku akan menzholimi amanah ku ini...

Mengapa semua orang mengucapkan "selamat menjalankan amanah yach...sukses yach senatnya..bla..bla...", aku berfikir memang mudah sekali mengucapkan itu, tetapi bagi diri ku, sebuah pengujian bagi diri ku.

Aku tidak mau di jebloskan oleh sekelompok orang, tetapi orang yang menjebloskan ku itu tidak mau ikut bertanggung jawab ketika aku sudah terjeblos. Aku mungkin tidak bisa memaksa mereka, tetapi aku ingin mengetuk idealisme mereka yang katanya jundi, yang katanya saudara se akidah...Aku menunggu idealisme mu...Tapi aku gak akan mengharapkan itu semua, karena aku sudah berpengalaman dengan yang namanya "harapan" dan itu akan berakhir menyedihkan ketika aku harus berharap kepada manusia.

Teringat aku perkataan mantan ketua senat MIPA beberapa tahun lalu, dia mangalami lebih jauh buruk di bandingkan dengan ku. Dia memang di majukan oleh kelompok itu, tetapi dia di tinggalkan begitu saja, mulai dari kampanye, bikin-bikin poster, pamflet, spanduk, dll semuanya dia kerjakan sendiri, sampai-sampai sempat di vonis oleh dokter terkena penyakit. ketika mendengar ucapannya, aku langsung terpukul, aku yang sudah dibantu oleh beberapa orang, masih saja mengeluh. Aku bayangkan, MIPA yang konstituennya sangat banyak dibandingkan fasilkom, bisa dia lakukan sendiri. dari situ lah aku berAzam, untuk tidak akan menggantungkan harapan kepada orang lain. Karena yang aku ingnkan dalam amanah ini adalah hanya RIDHO NYA saja, bukan mendapatkan kemenangan dalam kampanye, bukan popularitas.

Tetapi saat ini,kenapa pemikiran itu muncul kembali ??? Apakah sudah benih-benih penyakit hati itu kembali lagi ??? Inna ilaihi rojiun....

Senin, Juni 05, 2006

To my Friends in Banyumas

Saat ini ku berdo'a kepada MU ya 4JJI.... Tolong selamatkan lah saudara-saudaraku yang sedang terbaring di rumah sakit Banyumas. Mereka adalah pejuang-pejuang yang rela mengorbankan jiwanya untuk kemanusiaan...

Untuk Kemal Semoga engkau diberikan waktu lagi untuk bisa beramal di dunia ini...Cepat Sadar dan Sembuh yach !!!

Untuk Dayat, Qibho dan satria semoga diberikan kesabaran oleh 4JJI SWT.. Ambillah Ibroh dari peristiwa ini.

Syafakillah ya Akhi !!!!

PERJALANAN ke JOGJA & BANTUL

LAPORAN PERJALANAN TIM RELAWAN FASILKOM ke JOGJA & BANTUL

Maha kuasa 4JJI yang berhak menghancurkan dan mematikan milik-NYA. Iulah kalimat pertama yang saya ucapkan ketika saya mendengar dan melihat gempa joga & Jateng. Kita adalah manusia biasa yang hanya bisa berusaha tetapi tuhanlah berkehendak, siapa yang tahu hanya dengan getaran selama 57 detik, hampir 6500 jiwa meregang nyawa atau meninggal. Dengan perasaan sama-sama sakit sebagai saudara, maka beberapa orang dari fasilkom berangkat ke jogja untuk misi kemanusiaan dan pencarian data-data yang akan dibutuhkan oleh UI AID. Tim kemanusiaan itu adalah : Ibu Kasiah (Dosen), Ibu Junus (Orang tua dari Mika 2004), Tante Leni (Kerabat dari Leni 2005), Yudi Ariawan (Mahasiswa 2003, perwakilan Mahasiswa), dan Heri (Fisip 2003,perwakilan BEM UI). Kami berangkat menggunakan kendaraan mobil kijang milik keluarga Mika, yang di kendarai oleh seorang sopir (maaf..saya lupa namanya).

Kami memulai perjalanan ini dari rumah mika sekitar jam 4 pagi hari selasa, tanggal 30.kemudian kami melalui jalur pantai utara dan melewati beberapa kota, kamipun sempat singgah di pasar bumiayu untuk membeli bahan-bahan makanan yang akan kita masak di dapur umum dan kita distribusikan ke posko-posko pengungsian. Selama perjalanan itu kamu selalu mengadakan contact dengan mas Ari dan Pak Erwin dari pihak Rektorat. Dalam perjalanan kami medapatkan informasi, terjadi gempa lagi di padang dan papua, waktu itu kami menjadi panik, karena suami dari Tante Leni berada di Papua, namun kami mendapatkan kabar gembira dari papua, Om Leni tidak apa-apa.Akirnya kamipun sampai di daerah Jogja sekitar jam ½ 5 sore, dan kami langsung menuju ke rumah keluarga Ibu kasiah yang berada di daerah pakem, arah sleman, dekat Monjali (Monumen Jogja Kembali), dan sampai sekitar jam 6 sore. Disana tim terpisah, Ibu Mika & Tante Leni pergi ke kota untuk melihat anaknya yang ‘nge-kos’.

Setelah istirahat, kamipun memulai misi kami, Ibu Kasiah membawa bahan-bahan makanan ke dapur umum dan membeli barang-barang yang akan di distribusikan besok pagi, sementara itu Saya dan Heri melakukan survey ke rumah sakit Sardjito, bersama 2 orang teman keponakan Ibu Kasiah yaitu Mas Didik, dan Mas Fani. Di rumah sakit kami yang berseragam Jaket Kuning, di bantu oleh 2 orang mahasiswi relawan ,yaitu Mba Ana dan Mba Lala (Mahasiswi angkatan 1999 FKG UGM) dan kepala humas R.S Sarjito , Ibu Susan. Waktu kami sampai di depan RS, kami kira tidak ada pengungsi disini, ternyata setelah dibawa ke gedung parkir belakang rumah sakit, Ribuan pengungsi di rawat di halaman parkir yang berlantai 4. sebuah kesedihan yang kami lihat, dengan kondisi seadanya, dengan peralatan seadanya, dengan keterbatasan dimana-mana, para pasien korban gempa dirawat. Ada sekitar 2500an pasien korban gempa yang di rawat disini, sementara Rumah Sakit hanya bisa menampung 750 pasien, oleh sebab itu kenapa ditaruh di lapangan parkir RS. Sebagian lagi pasien di tempatkan di gedung politeknik yang belum jadi, namun disini lebih manusiaswi tetapi cukup crowded. Hal-hal yang kami temukan selama di RS Sarjito adalah : Hampir 98% pasien berasal dari Bantul, Sebagian besar pasien mengalami patah tulang akibat gempa, sebuah keluarga (6 orang) dirawat semuanya akibat tertimpa puing-puing rumah, anak-anak kecil yang harus berkepala di perban dan tangan di gips, serta tidak adanya pembedaan ruang untuk semua pasien akibat gempa. Setelah kami bertanya kepada kepala hukum & humas, ternyata sampai selasa siang tadi sebenarnya pasien-pasien masih ‘berserakan’ di luar lapangan parkir, dan baru sekarang ini dapat dimasukkan ke dalam RS. Sebuah kenyataan pahit, hampir 3 hari pasien ditelantarkan di pinggir-pinggir tenda darurat di depan RS, padahal setiap malam hujan selalu turun. Waktu itu sebenarnya kami ditawari utnuk membantu menjadi relawan di RS Sarjito, tetapi karena waktu misi kami hanya 2 hari, maka kami lebih memilih meneruskan misi kita ke Bantul. Setelah berkeliling dan melakukan wawancara dengan pasien, kamipun balik ke tempat penginapan. Pada awalnya kami ingin melakukan perjalanan ke Bantul bertemu dengan Posko BEM UGM, tetapi karena waktu sudah larut dan kondisi Bantul yang masih gelap gulita, kami menunda besok siangnya.

Setelah istirahat cukup, kami melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Posko UI dengan koordinator nya Visna (Mapala UI, Mahasiswa Geografi 2001) dan Posko UGM dengan Koordinator Agung (Ketua BEM UGM). Setelah membagi-bagi rencana kegiatan dan membeli peralatan-peralatan yang akan di distribusikan, kami pun menjalankan misi berikutnya. Ibu kasiah bersama Ibu Mika dan Tante Leni akan mendistribusikan makanan yang ada di dapur umum ke tiga deah bencana yaitu Imogiri, Puyungan, dan Plered. Sementara itu, saya bersama Heri dibantu 2 teman Ibu Kasiah yaitu Mas Didik dan Mas Dono, kami akan masuk Bantul untuk memberikan bantuan ke Posko UI. Kami membawa Obat-obatan, Pakian Bayi, Alat penerangan, Minyak, Bensin, dan peralatan menulis yang akan diberikan di Posko UI. Posko UI sendiri berada di Desa Bekang, Purwodadi, Kecamatan Bambang Lipuro, Bantul, sebuah daerah yang cukup terpencil di daerah Bantul.Selama perjalanan menuju Posko UI, kami merekam dan melihat di kanan-kiri jalan di Bantul, banyak sekali rumah-rumah yang tidak roboh melainkan rata dengan tanah, tetapi belum terjadi keanehan dalam perjalanan ini. Ketika sampai di Posko UI, kami bertemu dokter-dokter dati FK, teman-teman dari FIK,FKM dan Mapala UI. Setelah menge-drop barang-barang dan melakukan wawancara dengan beberapa orang, kami menuju Posko BEM UGM. Tetapi sebelumnya kami harus ke Posko UNICEF dulu untuk membantu teman-teman di Posko UI untuk membawa obat-obatan dari FK. Ketika sampai di posko UNICEF, sebuah suasana yang berbeda yang kami temukan, Posko tersebut sedang membagi-bagikan barang-barang kepada 1600an pengungsi di daerah tersebut di Desa Seloharjo, yang berbeda adalah Posko tersebut bisa dikatakan posko ‘mewah’, karena tenda-tenda pengungsian yang berstandar internasional, dan bahan makanan yang menumpuk, dan fasilitas IT juga ada disana.Inilah bedanya Posko Lokal dengan Posko Luar Negeri. Di posko UNICEF kami sempat melakukan wawancara dengan koordinator saat itu yaitu Mas Pepeng.

Setelah menyelesaikan tugas di Posko UNICEF, kami melanjutkan ke Posko BEM UGM di Lapangan Bola Citro Jayan, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul. Selama perjalanan dari Posko UNICEF ke Posko UGM, kami melihat pemandangan yang berbeda sekali, di setiap kanan-kiri jalan banyak posko-posko mandiri yang dibuat oleh warga sekitar, di setiap jalan itupula, mulai dari anak kecil sampai nenek melakukan aksi ‘minta-minta’ ke pengemudi kendaraan yang lewat. Astagfirulloh al’azim dalam pikiran saya. Kenapa ini bisa terjadi ??? Dimana batuan untuk mereka ??? padahal tadi kami sempat melewati Balai Desa Seloharjo, disana bahan-bahan logistik menumpuk banyak. Dan ini apa pula ??? Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa distribusi bantuan logistik tidak merata bahkan tidak sampai ke tangan yang membutuhkan.

Karena waktu semakin sore dan tidak ada barang-barang yang kami bawa, kami terus melanjutkan perjalanan (Mohon maaf saudaraku....). Ketika dalam perjalanan yang cukup lama juga , kami sempat berkunjung ke desa wisata di daerah Seloharjo, disana hanya 1 rumah saja yang masih tegar berdiri, info yang kami dapatkan adalah sebelum gempa, desa wisata itu akan kedatangan tamu/penyewa dari salah satu SD swasta dari jakarta, untuk tiga hari, jumat-sabtu-minggu. Tetapi mereka memutuskan tidak jadi, karena melihat kondisi merapi yang sedang awas. Alhamdulillah mereka tidak datang kesini, kalau saja mereka jadi menginap disini, entah berapa jiwa lagi bertambah di hari sabtu itu. Kamipun meneruskan perjalanan ke Jetis dan kembali lagi kenyataan pahit terjadi, disebalah kanan-kiri jalan, terhampat para pengungsi yang meminta-minta. Ketika kami sampai di Posko UGM, kami langsung melakukan wawancara dengan Agung, dan mecari infromasi yang bisa kita dapatkan. Info-info yang kami dapatkan adalah : Masih banyak daerah-daerah yang berlum tercover oleh bantuan, Sulitnya birokrasi bantuan dari SatKorLak, Banyaknya proses penjarahan oleh warga terhadap truk-truk pengangkut barang-barang sumbangan, serta lepasnya para tahanan di LP Bantul akibat robohnya dinding penjara. Fakta-fakta terbaru yang kami dapatkan disini, sebuah kenyataan pahit tentang koordinasi dengan pihak pemerintah yang berbelit-belit, hal yang sama terjadi ketika di Aceh. Info lainnya adalah semua bantuan terpusat di Bupati Bantul dan SatKorLak, sementara itu jika ingin mengambil bantuan harus mendapatkan surat dari kepada dusun, dan menunjukan KTP atau bukti-bukti lainnya, sebuah birokrasi yang tidak manusia ditengah kepanikan pengungsi dalam membutuhkan makanan. Sementara itu kami mendapatkan kabar dari Ibu Kasiah kalau di daerah Plered masih ada jenazah-jenazah yang belum di angkat dari puing-puing bangunan.

Setelah cukup lama di Posko UGM dan mendapatkan informasi berduka, yaitu nenek / mbah dari Mas Didik meninggal, akhirnya kami memutuskan kembali ke rumah penginapan. Setelah sampai dirumah, kami melakukan proses koordinasi dan istirahat sebentar sambil menunggu Mama Mika yang dari Kidul, dan sekitar Jam 4 Pagi hari Kamis, tanggal 1 Juni kami pun kembali lagi ke jakarta dan sampai sekitar jam 5 sore dengan selamat.
Demikianlah perjalanan kami selama di Joga dan Bantul. Semua data yang kami dapatkan telah digunakan oleh BEM UI dan UI AID untuk memberangkatkan tim berikutnya. Sementara itu Dana yang terkumpul yang kami bawa ke Jogja sekitar hampir 10 juta, 8 juta di antara kita sampaikan melalui LSM kerabat Ibu Kasiah yang nanti akan memberikan laporan berkala kepada kami. Terakhir Kami ingin menngucapkan terima kasih kepada 4JJI SWT yang dengan ridho-NYA memberikan kami banyak pembelajaran selama perjalan kami dan memberikan keselamatan kepada kami. Ibu Kasiah sebegai inisiator perjalanan kami dan memberikan tempat teduh sementara untuk kami selama disana.Ibu Mika yang telah dengan ikhlas mengantarkan kami ke Jogja dan menggunakan mobilnya serta membiayai perjalanan kami. Tante Leni yang menghibur kami dan membuat kami tertawa selama dalam perjalanan. Pak Sopir yang berjuang hebat mengantarkan kami dari Jakarta-Jogja-Bantul-Jakarta. Keluarga Ibu Kasiah, yang menerima kami sebagai keluarganya selama disana. Mas Didik, Mas Dono, Mas Fani sebagai Tour Guide kami selama disana. Mba Lala, Mba Ana, Ibu Susan yang rela mengantarkan kami ‘muter-muter’ RS Sarjito. Visna (Mapala UI) & Agung (Ketua BEM UGM) yang membantu kami mendapatkan informasi selama disana. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu perjalanan kami ini dan tak lupa juga para penyumbang dana dan sumbangan yang insya 4JJI telah kami sampaikan kepada yang berhak menerimanya. Namun untuk Posko di Fasilkom sendiri kami tetap membuka posko untuk menerima batuan dari teman-teman semua..

Hidup Mahasiswa !!!
Hidup Rakyat Indonesia !!!

Jumat, Juni 02, 2006

The Greatest

The greatest sin is fear

The greatest recreation is work

The greatest calamity, hopelessness

The greatest bravery is patience

The greatest teacher is experience

The greatest secret is death

The greatest honor is faith

The greatest profit is good child

The greatest present is influence

The greatest capital is self-reliance


----

Dosa terbesar adalah ketakutan

Rekreasi terbaik adalah bekerja

Kesulitan terberat adalah keputusasaaan

Keberanian terhebat adalah kesabaran

Guru terbaik adalah pengalaman

Rahasia yang paling berarti adalah kematian

Kehormatan terbesar adalah kepercayaan

Keuntungan terbaik adalah anak yang sholeh

Pemberian yang terbaik adalah partisipasi

Modal terbesar adalah rasa percaya diri


Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra [35-40H/656-661]

Khulafaur Rasyidin -The leader of Moslem