Selasa, September 04, 2007

Kasus Raisyah, apakah sebuah skenario besar SBY ???

Mungkin kita teringat akan berita di Koran maupun di televise tentang penculikan anak seorang pengusa muda, anak ketua HIPMI, yaitu Raisyah Ali yang baru berumur 5 tahun, pada tanggal 15 Agustus 2007 telah di culik oleh segerombolan penculik, dan pada tanggal 24 Agustus 2007 Raisyah dapat di ketemukan kembali oleh polisi setelah menangkap para pelaku di daerah Jagakarsa. Sebenarnya kasus ini tidak terlalu aneh dalam Negara kita, sudah sering kita mendengar kasus penculikan anak-anak di Jakarta maupun di daerah lainnya. Namun kasus ini terasa amat sangat aneh dan janggal ketika orang nomor satu Indonesia yang langsung turun tangan masalah ini, janggal sekali, seorang presiden turun kedalam masalah criminal. Dimanakah kejanggalan itu terjadi??? Mari kita coba berfikir logis….

1.Kasus ini adalah kasus kriminal pertama tingkat regional yang langsung ditanggapi oleh seorang SBY. Kasus raisyah hanyalah kasus yang sudah biasa terjadi. Apakah hanya karena orang tuanya yaitu ketua HIPMI, maka SBY langsung bertindak ??? kalau begitu SBY sudah pilih kasih terhadap rakyatnya, kasus penculikan anak kecil dr keluarga miskin tidak pernah dia bahas, penculikan sampai pembunuhan tidak pernah beliau bahas, kenapa Pak SBY ??? Apakah ada agenda tersembunyi di balik ini semua ??? apakah bapak ingin mendiskreditkan suatu golongan ???

2.kasus pembebasan Raisyah di SPBU Tanjung Barat masih janggal pula. Polisi tidak menjelaskan secara terperinci kejadian di SPBU tersebut, kemudian kenapa tidak melibatkan media ??? aksi penggerebekan teroris atau pencuri , biasanya polisi mengajak media, tetapi kenapa kali ini tidak ??? apakah ada sebuah skenario ???

3.Penjelasan Kepolisian tentang melacak sinyal dari nomor telepon, saya kira ada kejanggalan juga. Semua orang sudah tahu kalau semua nomor HP harus teregister, dengan begitu pihak operator bisa tahu keberadaan nomor tersebut, dan ini diketahui semua orang. Jikalau penculik itu cerdas, tidak mungkin nomor HP yang penculik gunakan untuk menghubungi orang tua Raisyah itu teregistrasi dan di gunakan berulang kali. Penculik yang cerdas pasti menggunakan 1 nomor untuk sekali pakai. Tetapi kenapa penculik kelas kakap ini terlalu bodoh ??? padahal sebagian dari mereka adalah anak SMA dari SMA yang cukup ternama. Apakah penculik itu hanya sebagai tameng ??? apakah penculik itu hanya mengikuti suruhan dari bakingan nya???

4.Ketika para penculik tertangkap, media langsung menghubungkan kasus ini dengan gerakan radikal sebuah kelompok, dan tempat bekerja para penculik menjadi sorotan utama, yang notabenenya adalah tempat penjualan buku-buku islam. Langsung saja media yang sok tahu itu, langsung menghubung-hubungkan dengan ekskul yang ada di sekolah tersebuh. Iya, hal ini lah yang saya anggap tujutan dari skenario ini. Ingin memperlihat kepada media kalau pencuri tersebut adalah seorang aktivis islam dan bergerak di eksul agama di sekolahnya. Dan masyarakat sudah tahu, eksul-ekskul agama di sekolah adalah tempat kaderisasi bagi para pemuda-pemuda sebuah organisasi atau partai politik. Dan itulah yang ingin dibawa oleh tokoh utama penculikan itu, ajang pencitraan negatif terhadap sebuah partai sebelum bertarung pada PilPres 2009. dimana saat ini partai tersebut menjadi ancaman bagi partai mayoritas saat ni karena aksi simpatiknya terhadap masyarakat dan terkenal dengan bersih dari korupsi.\

Ya itulah sebuah analisa dari saya, benar sahabat, politik itu benar-benar penuh intrik, semua hal bisa di politisasi. Tetapi hanyalah 4JJI yang tahu kemana semua ini bermuara..Wallohu’alam bi showab

Tidak ada komentar: