Senin, April 03, 2006

Cinta adalah sebuah gagasan

Dapat dari Blognya Nuyi...Boleh juga isinya..
===============================================

Pada sebagian tabiatnya yang paling murni, cinta
menyerupai air. Air adalah sumber kehidupan.
Semua mahlukhidup tercipta dari air. Air
mempunyai mata dan selalu bergerak dari hulu ke
hilir. Ia mengalir tak henti-henti. Ia bergerak tak
selesai-selesai. Setiap sungai dan kali mengalir
dan bergerak pada jalur-jalurnya. Tapi mereka
semua kemudian bertemu pada satu titik, pada
sebuah muara besar. Mata air. Mengalir. Bergerak.
Tak henti-henti. Tak lelah. Tak selesai-selesai.
Menuju muara. Muara besar. Hampir tak terbatas.
Jauh sejauh mata memandang. Jauh seperti
memandang. Jauh seperti menyentuh kaki langit.
Itu sebabnya bumi kita diisi lebih banyak oleh air.
Karena Tuhan ingin menyemai kehidupan disini.

Diantara mata air yang kecil kepada muara yang
besar ada aliran. Ada gerak. Ada riak. Ada
gelombang. Ada gemuruh. Ada debur. Ada
percikan. Ada gelora. Ada gairah. Ada dinamika.
Selalu begitu. Senantiasa seperti itu. Tak ada
penghentian. Tak ada stagnasi. Tak ada diam. Ia
membludak jika ditahan. Ia membuncah jika
dibendung. Ia membanjir pada puncak
dinamikanya. Tapi ia selalu membersihkan semua
kotoran yang dilaluinya. Seperti hujan mengusir
mendung yang mengotori biru langit.

Begitulah cinta. Ia adalah sebuah gagasan yang
murni tentang kehidupan yang lapang. Mata airnya
adalah niat baik dari hati murni. Muara adalah
kehidupan yang lebih baik. Alirannya adalah
gerakan amal dan kerja memberi yang tak henti-
henti. Cinta adalah gagasan tentang penciptaan
kehidupan setelah kehidupan tercipta. Maka kata
Muhammad Iqbal, “Engkau menciptakan hutan
belantara. Dan aku menciptakan taman”.

Begitu ada niat baik dan ada muara kehidupan
yang lapang yang hendak kita ciptakan, maka
cinta ciptakan, maka cinta menjadi nyata saat ia
mengalir. Saat ia bergerak. Aliran dan gerakan
itulah yang melahirkan debur, gemuruh, riak dan
ombak. Gairah dan dinamika yan membuatnya
ada, nyata dan hidup.

Seperti air yang berhenti mengalir, kehidupan juga
akan berhenti bergerak jika ia tidak mengarah
pada sebuah muara besar. Air yang tergenang
selalu mengalami pembusukan. Begitu juga
kehidupan yang tidak bergerak kehilangan
dinamika dan serta merta menjadi rusak. Bukan.
Bukan Cuma rusak. Tapi bahkan merusak
lingkungan disekitarnya.

Begitu juga cinta ketika ia hanya sebuah
perasaan. Bukan sebuah gagasan. Sebab
perasaan adalah bagian dari aliran. Bukan aliran
itu sendiri. Bukan muara. Begitu juga cinta ketika
ia hanya sebuah ruh. Bukan sebuah gagasan.
Sebab ruh adalah mata air. Bukan muara. Begitu
juga cinta ketika ia hanya sebuah raga. Bukan
sebuah gagasan. Apalagi raga; ia hanya riak,
hanya gelombang, hanya debur, hanya gemuruh.
Ia ada karena aliran. Ada gerakan. Perasaanlah
yang memberinya rasa dan nuansa; keindahan.
Tapi keindahan ini tak pernah berdiri sendiri.

Gagasan. Gagasanlah yang mengubah cinta
menjadi sebuah keseluruhan, sesuatu yang utuh,
semacam kumpulan kata-kata yang membentuk
kalimat dan melahirkan makna. Yaitu gagasan
tentang bagaimana menciptakan kehidupan yang
lebih baik, tentang berapa besar energi yang kita
perlukan untuk menyelesaikannya, tentang rincian
tindakan yang harus dilakukan dari awal hingga
akhir. Dalam gagasan itu jiwa, raga dan ruh
menyatu; membuncahkan mata air kebajikan,
mengaliri setiap sudut kehidupan menuju muara
kebahagiaan yang lapang. Disini jiwa, raga dan ruh
menuaikan fungsi-fungsinya. Dan pada penuaian
fungsi itu ada pesona yang memercikan
keindahan.

Tidak ada komentar: